KOMPAS.com - Leher kaku biasanya ditandai dengan rasa tidak nyaman ketika menengok ke samping atau menggerakkan kepala.
Masalah kesehatan ini juga acapkali disertai sakit kepala, sakit leher, dan rasa tak nyamannya menjalar sampai ke bahu atau lengan.
Biasanya, penyebab leher kaku berasal dari cedera atau keseleo ringan. Namun, di beberapa kasus yang jarang terjadi, kondisi ini bisa jadi tanda penyakit.
Simak beberapa penyebab leher kaku, cara mengatasi, dan kapan perlu waspada.
Baca juga: 5 Penyebab Sakit Leher dan Cara Mengatasinya
Penyebab leher kaku mulai dari yang paling umum sampai kasus yang jarang terjadi, antara lain:
Melansir Medical News Today, leher kaku biasanya disebabkan ketegangan ringan karena salah posisi tidur, duduk atau membungkuk dengan postur yang buruk, sampai stres.
Selain itu, orang terkilir saat olahraga atau jatuh terpeleset terkadang juga bisa mengalami keseleo sampai lehernya kaku.
Cedera leher yang parah dapat menyebabkan whiplash. Kondisi ini bisa terjadi salah satunya saat kecelakaan kendaraan.
Cedera leher terkait whiplash bisa terjadi ketika kepala tiba-tiba tersentak ke depan lalu ke belakang.
Whiplash adalah cedera pada otot, tulang, ligamen, saraf di leher, atau kombinasi semuanya.
Selain leher kaku dan sakit, gejala whiplash lainnya yakni sakit kepala, pusing, sakit punggung atau bahu, leher terasa panas, sampai susah konsentrasi.
Baca juga: 4 Cara Mengatasi Sakit Leher Akibat Salah Posisi Tidur
Radang sendi leher atau spondilosis serviks juga bisa menyebabkan leher kaku.
Ciri-ciri leher kaku karena radang sendi biasanya gejala akan membaik saat digunakan untuk berbaring.
Rasa tak nyaman atau sakit di leher biasanya bertambah parah ketika seseorang bertahan di satu posisi yang sama dalam waktu yang lama. Misalkan saat duduk di depan komputer atau menyetir.
Selain leher kaku, gejala radang sendi leher lainnya yakni sakit kepala, mati rasa di lengan atau tangan, gangguan keseimbangan, dan lengan atau kaki terasa lemas.