KOMPAS.com - Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) merupakan bentuk respons tubuh terhadap vaksin yang disuntikkan.
Kondisi ini bisa juga disebut sebagai efek samping dari vaksin Covid-19.
Efek samping ini biasanya memiliki reaksi yang berbeda-beda pada setiap orang.
Namun, menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), efek samping atau KIPI yang umum dialami setelah vaksin Covid-19 adalah sebagai berikut:
Melansir dari Healthline, para pakar kesehatan mengatakan bahwa hal ini merupakan kondisi yang diharapkan.
Sebab, dengan munculnya KIPI, itu menandakan adanya respons tubuh terhadap vaksin yang diberikan.
Meski demikian, ada beberapa orang yang melaporkan tidak merasakan KIPI apa pun setelah mendapatkan vaksinasi Covid-19.
Mereka yang mengalami kondisi ini biasanya akan bertanya-tanya apakah kekebalan tubuh yang dimilikinya sudah bekerja secara baik.
Baca juga: 4 Cara Mencegah Kanker Serviks, Tak Hanya Suntik Vaksin HPV
Seorang ahli imunologi dan profesor biologi di departemen biologi Universitas Loyola Maryland, Dr. Chris Thompson, mengatakan kepada Healtline mengenai pertanyaan tersebut.
Menurutnya, tidak apa-apa seseorang tidak megalami efek samping setelah divaksin.
Ia berpendapat bahwa kemungkinan tubuh tetap memiliki respon imun yang baik dan protektif.
Selain itu, dalam wawancara dengan Medical News Today, William Schaffner, MD, profesor penyakit menular di Vanderbilt University Medical Center di Nashville, TN, berbicara tentang hubungan antara efek samping dan kekebalan terhadap SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19.
Dia menyatakan bahwa baik ada atau tidak adanya efek samping, tetap menunjukkan adanya kekebalan.
“Tidak ada korelasi langsung antara efek samping dan perlindungan,” kata Prof. Schaffner.
Data dari uji coba vaksin mRNA Covid-19 dua dosis — Pfizer-BioNTech dan Moderna — menunjukkan bahwa ini sudah terbukti 90 persen efektif melindungi meskipun tidak mengalami efek samping.
Baca juga: Makanan yang Baik Dikonsumsi setelah Vaksin Covid-19
Sementara itu, di bawah 10 persen dari mereka yang divaksinasi lengkap mungkin memiliki perlindungan parsial atau tidak sama sekali.
Mereka yang hanya mendapatkan perlindungan parsial atau tidak sama sekali biasanya memiliki masalah dengan sistem kekebalan tubuh mereka.
Dengan demikian, mereka tidak dapat membangun sistem kekebalan terhadap virus corona secara baik.
Selain itu, orang yang mengonsumsi obat tertentu, seperti obat imunosupresan dan obat perawatan kanker lainnya, juga mungkin mengalami kondisi yang sama.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.