Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Usia Kehamilan Bisa Lebih Tua dari Usia Pernikahan?

Kompas.com - 22/09/2021, 20:01 WIB
Irawan Sapto Adhi

Penulis

KOMPAS.com – Beberapa pasangan suami istri baru mungkin belum tahu mengapa usia kehamilan bisa lebih tua daripada usia pernikahan mereka.

Ketika hal ini terjadi, mereka pun dapat mengalami selisih paham.

Di mana, sang suami bisa menuduh sang istri hamil sebelum menikah atau mereka berdua bisa sama-sama panik bilamana suatu ketika disangka melakukan hubungan badan sebelum menikah.

Baca juga: 11 Tanda Awal Kehamilan yang Sering Tak Disadari, Termasuk Jerawat?

Kasus tersebut biasanya terjadi pada pengantin baru setelah mengunjungi dokter.

Misalnya, ketika bertemu dokter, mereka diberi tahu bahwa usia kehamilan sang istri sudah mencapai 6 pekan atau 7 pekan. Padahal pernikahan mereka baru digelar 3 pekan atau 4 pekan lalu.

Dalam kasus ini, pasangan suami istri sebenarnya tidak perlu kaget ketika dokter menyatakan usia kehamilan istri lebih tua dari usia pernikahan.

Hal itu dikarenakan, acuan yang sering digunakan dokter untuk menghitung usia kehamilan bukan berdasarkan hari ketika ovulasi, melainkan berdasarkan hari pertama haid terakhir (HPHT).

Usia kehamilan ini sering disebut juga sebagai gestational age.

Dalam Buku Panduan Super Lengkap Hamil Sehat (2019) bikinan dr. Suwignyo Siswosuharjo, Sp.OG., M.Kes., dan Fitria Chakrawati, S.Sos., MM., dijelaskan bahwa secara biologis, umur kehamilan ibu sebenarnya adalah sejak terjadinya ovulasi sampai hari ini (hari dilakukannya perhitungan kehamilan).

Jadi perlu dipahami bahwa hari ovulasi bukan hari yang sama dengan HPHT.

Ovulasi adalah ketika telur dari indung telur (ovum) “dilempar” masuk ke dalam tuba falopi atau saluran telur.

Baca juga: Nikah 2 Minggu Kok Hamil 1 Bulan? Ini Cara Benar Hitung Usia Kehamilan

Apabila di saat itu sperma masuk saat melakukan coitus atau hubungan badan, sel telur akan dibuahi untuk berkembang menjadi kehamilan.

Hari ovulasi pada wanita terjadi pada pertengahan haid saat ini dengan haid yang akan datang dengan syarat siklus haidnya teratur setiap 28 hari.

Jika siklus haid seorang wanita berjalan tidak teratur, hari ovulasinya bisa dihitung dengan 14 hari dari haid yang akan datang.

Lantas, mengapa usia kehamilan atau waktu dimulainya perhitungan kehamilan tidak memakai waktu ovulasi tapi HPHT?

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau