KOMPAS.com – Saat hamil, seorang wanita rentan mengalami anemia.
Ini karena selama kehamilan, tubuh wanita perlu memproduksi lebih banyak darah untuk mendukung pertumbuhan bayi.
Jika tidak memperoleh cukup zat besi atau nutrisi tertentu lainnya, tubuh ibu hamil mungkin tidak dapat memproduksi jumlah sel darah merah yang dibutuhkan untuk membuat darah tambahan ini.
Baca juga: 9 Gejala Anemia pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Ketika ibu hamil menderita anemia, darahnya berarti tidak memiliki cukup sel darah merah yang sehat untuk membawa oksigen ke jaringan tubuh sendiri maupun ke bayi yang dikandung.
Melansir Health Line, adalah normal bagi seorang wanita untuk mengalami anemia ringan saat memasuki masa kehamilan.
Tetapi, seorang wanita mungkin juga mengalami anemia yang lebih parah karena berbagai hal.
Anemia dapat membuat ibu hamil merasa lelah dan lemah.
Jika parah dan tidak diobati, anemia dapat meningkatkan risiko komplikasi serius pada ibu hamil.
Faktanya, anemia selama kehamilan dapat meningkatkan risiko terjadinya kelahiran prematur, berat badan lahir rendah pada bayi, dan bahkan kematian ibu.
Ada beberapa jenis anemia yang dapat berkembang selama kehamilan.
Jenis-jenis anemia pada ibu hamil ini kiranya penting dikenali karena bisa membantu dalam menentukan langkah pengobatan terbaik.
Baca juga: 8 Penyebab Anemia pada Ibu Hamil yang Perlu Diwaspadai
Dilansir dari WebMD, ada tiga jenis anemia yang umum terjadi pada ibu hamil.
Ini termasuk:
Berikut penjelasan lebih lanjut mengapa jenis anemia pada ibu hamil tersebut dapat berkembang:
1. Anemia defisiensi besi