Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 20/10/2021, 10:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Pendarahan saat melahirkan bisa terjadi sesaat setelah bayi dilahirkan.

Wanita dianggap mengalami pendarahan apabila darah yang keluar selama persalinan lebih dari dua liter.

Kehilangan banyak darah saat melahirkan bisa membuat wanita sulit mempertahankan tekanan darah.

Kondisi ini apabila tidak segera ditangani bisa menyebabkan syok sampai kematian.

Baca juga: Fakta Seputar Plasenta Previa, Biang Pendarahan pada Ibu Hamil

Penyebab pendarahan saat melahirkan

Melansir MSD Manuals, wanita mengeluarkan banyak darah saat melahirkan karena pembuluh darah terbuka ketika plasenta terlepas dari rahim.

Kontraksi rahim membantu menutup pembuluh darah ini. Biasanya, wanita yang menjalani persalinan ceesar mengeluarkan lebih banyak darah ketimbang wanita yang melahirkan secara normal atau lewat vagina.

Hal ini dipengaruhi persalinan caesar yang memerlukan sayatan di rahim, sehingga lebih banyak darah yang dipompa ke rahim.

Di luar kondisi tersebut, ada penyebab pendarahan saat melahirkan jadi tidak terkendali bisa karena gangguan kontraksi atau hal lain, seperti:

  • Rahim terlalu banyak diregangkan, misalkan karena cairan ketuban di dalam rahim terlalu banyak, bayi kembar, janin sangat besar
  • Persalinan berlangsung lama, abnormal, atau terlalu cepat
  • Efek penggunaan anestesi relaksasi otot saat melahirkan
  • Selaput di sekitar janin terinfeksi, kondisi ini dikenal dengan infeksi intraketuban
  • Vagina atau leher rahim robek saat melahirkan
  • Sayatan yang dibuat untuk membuka jalan lahir bayi di vagina terlalu lebar
  • Wanita memiliki gangguan pembekuan darah
  • Komplikasi infeksi intra-ketuban sampai menjalar ke rahim
  • Sebagian plasenta tertinggal di rahim saat melahirkan
  • Rahim pecah atau terbalik
  • Ada fibroid di rahim

Baca juga: Tanda dan Penyebab Pendarahan Setelah Melahirkan yang Wajib Diwaspadai

Cara mendeteksi penyebab pendarahan saat melahirkan

Pendarahan saat melahirkan adalah kondisi darurat medis yang memerlukan penanganan segera.

Dokter biasanya mendeteksi pendarahan setelah melahirkan dengan memeriksa:

  • Robekan pada vagina
  • Perut bagian rahim, apabila lunak berarti rahim tidak berkontraksi secara normal dan banyak darah yang terkumpul di rahim
  • Memantau tanda vital seperti tekanan darah dan detak jantung, tekanan darah turun dan detak jantung cepat dapat menjadi tanda pendarahan berlebihan

Pendarahan saat melahirkan bisa menyebabkan tanda-tanda seperti darah rendah, pusing saat berdiri, badan sangat lemas.

Baca juga: Pendarahan Setelah Operasi: Ciri, Penyebab, Penanganan, Cara Mencegah

Faktor risiko pendarahan saat melahirkan

Melansir Healthline, terdapat beberapa faktor risiko yang meningkatkan peluang wanita mengalami pendarahan saat melahirkan, antara lain:

  • Persalinan yang dibantu forsep atau vakum
  • Cairan ketuban berlebihan
  • Bayi ukurannya cukup besar
  • Pernah mengalami pendarahan saat melahirkan
  • Mengonsumsi obat untuk menginduksi persalinan
  • Melahirkan bayi kembar

Jika Anda memiliki faktor risiko pendarahan saat melahirkan di atas, diskusikan dengan dokter agar komplikasi persalinan ini bisa diantisipasi.

Baca juga: Kaki Bengkak Pasca Melahirkan, Begini Cara Mengatasinya…

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau