KOMPAS.com – Refluks asam lambung bisa terjadi ketika otot atau katup di bagian bawah kerongkongan menjadi lemah atau kendur.
Pada kondisi normal, katup yang disebut sebagai sfingter esofagus bagian bawah atau lower esophageal sphincter (LES) itu dapat kembali tertutup setelah dilewati makanan.
Tapi begitu ada masalah, kinerja sfingter esofagus bagian bawah ini bisa terganggu sehingga tidak tertutup sempurna atau terkadang terbuka.
Baca juga: Beda Refluks Asam Lambung, Heartburn, dan GERD
Ketika katup tidak mengencang dengan benar, asam yang diproduksi di lambung pun dapat bocor atau naik ke kerongkongan.
Merangkum WebMD, kejadian refluks asam lambung sesekali dapat terjadi pada siapa saja karena berbagai alasan.
Namun, jika refluks asam lambung sudah rutin terjadi hingga dua kali atau lebih dalam seminggu, hal itu berisiko menimbulkan komplikasi berbahaya yang dapat memengaruhi kondisi tenggorokan dan kerongkongan.
Seseorang yang mengalami refluks asam lambung kronis dapat didiagnosis dengan gastroesophageal reflux disease (GERD).
Dalam kasus ini, penting untuk mengobati kondisi tersebut guna mengurangi gejala yang menyakitkan dan tidak nyaman serta melindungi kerongkongan dan tenggorokan.
Sensasi terbakar di dada atau heartburn bisa menjadi tanda bahwa asam lambung telah merusak lapisan kerongkongan.
Melansir Health Line, seiring berjalannya waktu, paparan berulang asam lambung ke lapisan kerongkongan dapat menyebabkan kondisi yang dikenal sebagai esofagitis.
Baca juga: 12 Gejala Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai
Esofagitis adalah peradangan pada kerongkongan yang membuatnya rentan terhadap cedera seperti erosi, luka terbuka atau ulkus, dan jaringan parut.
Gejala esofagitis mungkin termasuk:
Seorang dokter dapat mendiagnosis esofagitis dengan kombinasi tes, termasuk endoskopi saluran pencernaan bagian atas dan biopsi.
Dokter kemungkinan akan segera memulai perawatan jika pasien didiagnosis menderita esofagitis.
Paslanya, kerongkongan yang meradang dapat menyebabkan lebih banyak komplikasi kesehatan.
Baca juga: 5 Penyebab Radang Kerongkongan (Esofagitis) yang Perlu Diwaspadai