KOMPAS.com - Kurang tidur dapat menjadi suatu kebiasaan berbahaya bagi kesehatan dalam jangka panjang, tidak hanya sekadar merasa lebih lesu.
Para pakar kesehatan telah menetapkan bahwa kebutuhan tidur bagi orang dewasa minimal 7 jam sehari.
Mengutip Cleveland Clinic, kebutuhan tidur manusia secara spesifik dibagi dalam 9 kategori, menurut National Sleep Foundation, yaitu:
Baca juga: Kurang Tidur Bisa Menyebabkan Darah Tinggi, Kok Bisa?
Kebanyakan orang mungkin sudah tahu risiko kurang tidur bagi kesehatan jangka pendek.
Risiko kurang tidur bagi kesehatan jangka pendek meliputi:
Namun, sebenarnya risiko kurang tidur bagi kesehatan bisa lebih dari itu.
Jika Anda terus-menerus kurang tidur, risiko kesehatan jangka panjang yang serius akan semakin tinggi.
Beberapa risiko kesehatan paling serius yang terkait dengan kurang tidur kronis adalah:
Kurang tidur kronis bahkan dapat memengaruhi penampilan Anda. Seiring waktu, kurang tidur dapat menyebabkan kerutan dini dan lingkaran hitam di bawah mata Anda.
Kurang tidur mempengaruhi jumlah hormon stres kortisol yang diproduksi dalam tubuh Anda.
Kortisol berperan untuk memecah kolagen, protein yang menjaga kulit tetap halus. Jadi, kurang tidur bisa meningkatkan kerutan.
Baca juga: 5 Jenis Makanan yang Harus Dikonsumsi saat Kurang Tidur
Mengutip Everyday Health, Meena Khan, ahli saraf dan spesialis obat tidur di The Ohio State University Wexner Medical Center mengatakan tingkat depresi orang akan lebih tinggi, jika memiliki kebiasaan kurang tidur.
Misalnya, Anda memiliki insomnia. Studi memperkirakan 15-20 persen orang yang didiagnosis dengan insomnia akan mengalami depresi berat.
Hubungan antara suasana hati dan tidur adalah kompleks dan dua arah. Artinya, depresi atau kecemasan dapat memperburuk tidur dan kurang tidur juga dapat berdampak negatif pada suasana hati.
Menurut ulasan Februari 2019 di Journal of Cellular and Molecular Medicine, insomnia dianggap sebagai faktor risiko independen untuk mengembangkan depresi pada orang-orang dari segala usia.
Baca juga: 11 Penyebab Mata Panda, Tak Selalu Kurang Tidur
Mengutip Everyday Health, Dr. Khan mengatakan bahwa kualitas tidur yang buruk atau kurang terkait dengan kontrol gula darah yang buruk pada orang dengan dan tanpa diabetes.
Risiko kurang tidur juga dapat meningkatkan kemungkinan seseorang mengalami diabetes.
Satu studi yang diterbitkan pada September 2020 di Diabetologia menemukan bahwa insomnia dapat meningkatkan risiko diabetes tipe 2 sebanyak 17 persen.
Mengutip Medical News Today, terlalu banyak tidur juga bisa menjadi masalah.
Dalam satu studi 2015, para peneliti menemukan bahwa risiko terendah terkena diabetes tipe 2 muncul di antara orang-orang yang secara teratur tidur antara 7-8 jam setiap malam.
Temuan ini juga menunjukkan bahwa terlalu sedikit atau terlalu banyak tidur dapat meningkatkan risiko seseorang terkena diabetes tipe 2.
Baca juga: 5 Fase Kurang Tidur dan Dampaknya bagi Kesehatan
Mengutip Medical News Today, orang yang tidur kurang dari 6 jam setiap malam lebih cenderung memiliki indeks massa tubuh (BMI) lebih tinggi dari pada mereka yang tidur selama 8 jam setiap malam.