Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kenali Apa itu Cerebral Palsy, Penyebab Gangguan Perkembangan Anak

Kompas.com - 27/06/2022, 19:01 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

KOMPAS.com - Cerebral palsy adalah salah satu penyebab gangguan perkembangan pada anak yang perlu diwaspadai para orangtua.

Dikutip dari SariPediatri, masalah perkembangan otak ini membuat anak mengalami gangguan gerakan sampai koordinasi tubuh.

Angka kejadian palsi selebral atau cerebral palsy di berbagai penjuru dunia cukup bervariasi, yakni berkisar 2—2,5 per 1.000 kelahiran.

Simak penjelasan apa itu cerebral palsy, gejala, sampai penyebabnya yang perlu diketahui orangtua.

Baca juga: 7 Gangguan Tumbuh Kembang Anak yang Perlu Diwaspadai

Apa itu cerebral palsy pada anak?

Cerebral palsy adalah kerusakan otak yang mengganggu kinerja otot, kontraksi otot, postur, gerakan, keseimbangan, dan koordinasi tubuh.

Dilansir dari Cerebral Palsy Guide, masalah kesehatan ini merujuk pada namanya. “cerebral” berarti serebrum atau bagian otak yang mengatur fungsi motorik. Sedangkan “palsy” artinya kelumpuhan sebagian tubuh.

Merujuk Kid’s Health, cerebral palsy juga dapat memengaruhi fungsi tubuh yang membutuhkan keterampilan motorik dan otot; seperti pernapasan, mengontrol kandung kemih, pencernaan, makan, dan bicara.

Terdapat beberapa jenis cerebral palsy berdasarkan bagian otak yang terdampak.

Jenis paling umum yakni cerebral palsy spastik yang membuat tubuh kaku dan susah bergerak, cerebral palsy dyskinetic (atetoid) yang memicu gerakan tidak terkendali, cerebral palsy ataxic yang menyebabkan gangguan keseimbangan.

Selain itu, ada juga penderita cerebral palsy campuran dari beberapa jenis yang sudah dijabarkan di atas.

Baca juga: Kenali Apa itu Cacar Monyet, Asal-usul, dan Gejalanya

Gejala cerebral palsy pada anak

Gejala cerebral palsy umumnya tidak langsung terlihat saat bayi lahir. Tanda masalah kesehatan ini baru kentara ketika anak melewati usia satu tahun.

Dilansir dari NHS, gejala cerebral palsy yang umum terlihat pada anak di antaranya:

  • Tumbuh kembang anak terlambat, misalnya anak tidak bisa duduk sampai usianya delapan bulan atau anak belum bisa jalan sampai usianya 18 bulan
  • Tubuh anak terlihat kaku
  • Lengan dan kaki lemas
  • Anak sering gelisah atau beberapa bagian tubuhnya tersentak-sentak
  • Anak sering melakukan gerakan acak dan tidak terkendali
  • Saat berjalan, anak berjinjit-jinjit
  • Anak susah menelan
  • Anak terlambat bicara
  • Ada gangguan penglihatan pada anak
  • Anak mengalami gangguan belajar

Tingkat keparahan gejala cerebral palsy pada anak sangat bervariasi. Ada yang ringan sampai sangat berat.

Baca juga: Kenali Apa itu Flu Singapura, Ciri-ciri, dan Penyebabnya

Penyebab cerebral palsy pada anak

Para ahli hingga kini belum mengetahui penyebab pasti cerebral palsy. Tapi, beberapa faktor disinyalir bisa memicu masalah kesehatan ini, di antaranya:

  • Infeksi bakteri dan virus seperti meningitis, bisa sejak dalam kandungan ibu hamil atau setelah bayi lahir
  • Bayi mengalami pendarahan di otak
  • Cedera kepala saat persalinan
  • Cedera kepala akibat guncangan kencang pada tahun pertama bayi lahir, misalkan karena kecelakaan
  • Kekurangan oksigen di otak sebelum selama, atau setelah bayi lahir
  • Ibu hamil mengonsumsi obat tertentu dan alkohol saat mengandung bayi
  • Ibu hamil mengonsumsi daging, ikan, ayam, telur yang tidak matang sempurna atau setengah matang
  • Ibu hamil keracunan timbal saat mengandung bayi
  • Bayi lahir dengan kondisi terlambat dioperasi caesar, terlilit tali pusar dan tak segera ditangani, penggunaan alat vakum dan forsep yang tidak tepat
  • Bayi lahir dengan kondisi prematur, berat badan rendah, atau kembar

Kerusakan otak terkait cerebral palsy terjadi pada usia dini dan bersifat menetap. Masalah kesehatan ini tidak dapat diobati.

Tapi, terapi, pemberian nutrisi, dan penanganan medis tepat bisa membantu meningkatkan kualitas hidup anak.

Setelah mengenali apa itu cerebral palsy pada anak, para orangtua bisa lebih mewaspdai dan mencegah masalah kesehatan ini.

Caranya dengan meminimalkan risiko infeksi selama kehamilan, menjaga kehamilan sehat, mengupayakan proses persalinan ditangani tenaga medis profesional, serta merawat bayi dengan cermat.

Baca juga: Kenali Apa itu Epilepsi, Gejala, dan Penyebabnya

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau