Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/09/2022, 21:00 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Vagina yang terasa nyeri ternyata tidak selalu karena menstruasi.

Nyeri yang dirasakan juga tidak boleh dibiarkan karena menurut Cleveland Clinic, penyebabnya bisa dari dalam atau dari luar vagina.

Keduanya sangat berbeda sehingga penyebabnya juga bisa berbeda.

Baca juga: 5 Infeksi Vagina yang Kerap Menyerang dan Gejalanya

 

Berikut adalah beberapa alasan kenapa vagina terasa nyeri.

1. Infeksi vulva

Menurut Cleveland Clinic, infeksi vulva bisa disebabkan oleh jamur dan herpes kelamin atau genital herpes.

Infeksi jamur akan menyebabkan pembengkakan, rasa gatal, dan nyeri, khususnya ketika berhubungan seks atau buang air kecil.

Sedangkan untuk herpes akan menyebabkan rasa nyeri yang akan bertahan selama 3-14 hari.

Medical News Today juga menjelaskan bahwa vaginosis bakterialis merupakan salah satu infeksi yang umum dialami oleh orang-orang yang aktif secara seksual.

Meskipun tidak ada gejala khusus yang dirasakan, pengidap vaginosis bakterialis bisa merasa sakit, gatal, terbakar, bau tidak sedap, dan rasa tidak nyaman pada vagina ketika berhubungan seksual.

Beberapa penyakit menular seksual (STI) juga bisa menyebabkan rasa nyeri pada vagina, seperti gonore, chlamydia, trikomoniasis.

Baca juga: Kanker Vulva

2. Vulvodynia

Rasa nyeri pada bagian vulva yang berlangsung selama tiga bulan bisa jadi merupakan gejala vulvodynia.

Kondisi ini dijelaskan oleh Cleveland Clinic sebagai kondisi yang tidak memiliki penyebab pasti, tetapi bisa menimbulkan rasa sakit ketika berhubungan seks dan munculnya sensasi gatal, terbakar, dan menyengat.

NHS juga menjelaskan bahwa vulvodynia bisa sembuh sendiri meskipun ada beberapa pengobatan medis yang bisa diberikan.

Ketika rasa nyeri pada vagina terus dirasakan, disarankan untuk berkonsultasi dengan dokter sehingga bisa mendapatkan pengobatan yang tepat.

3. Endometriosis

Melansir NHS, endometriosis merupakan kondisi di mana jaringan yang mirip dengan lapisan rahim tumbuh di tempat lain, seperti ovarium dan tuba fallopi.

Halaman:
Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com