Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Itu Ovarium Bengkok? Begini Penjelasan Dokter Kandungan

Kompas.com - 18/09/2022, 19:33 WIB
Elizabeth Ayudya Ratna Rininta

Penulis

KOMPAS.com - Torsi ovarium atau ovarium bengkok merupakan kondisi langka. Namun, gangguan reproduksi ini dapat membahayakan kesuburan wanita sehingga harus segera mendapat penanganan yang tepat.

Mengutip Health, torsi ovarium atau ovarium bengkok umumnya menyerang wanita pada usia reproduksi atau 15-45 tahun.

Tanda awal yang paling sering terjadi ialah nyeri perut bagian bawah secara tiba-tiba dan menjadi parah. Nyeri perut juga sering disusul dengan kondisi mual dan muntah.

Baca juga: Makanan untuk Penderita Kanker Ovarium

Pengertian torsi ovarium menurut dokter

dr. Beth Schwartz, MD, asisten profesor ginekologi di Thomas Jefferson University, Philadelphia pada 2018 menerbitkan sebuah jurnal terkait ovarium bengkok di Journal of Pediatric & Adolescent Gynecology.

Schwartz lantas menyatakan kepada Health, torsi ovarium merupakan kondisi ketika ovarium atau tuba fallopi (atau keduanya) memutar sendiri.

"Bayangkan jika organ tubuh Anda memutar sendiri dan terpelintir dan Anda dapat merasakan bahwa itu sangat menyakitkan," ujar Schwartz kepada Health.

Lebih lanjut, dokter juga menyebutkan bahwa kondisi demikian menyebabkan darah di ovarium tidak bisa keluar. Kemudian, bila berlangsung lama, darah baru tidak dapat masuk ke ovarium.

"Ovarium akhirnya bisa mati (tidak berfungsi) apabila kondisi tersebut tidak diobati. Ini akan menjadi masalah besar yang memicu kesuburan," imbuh dokter Beth Schwartz.

Siapa yang berisiko alami ovarium bengkok?

Seorang wanita dengan kista, memiliki risiko alami ovarium bengkok atau torsi ovarium.

Kista membuat torsi lebih mungkin terjadi karena menambah massa dan berat yang tak seimbang pada ovarium, sehingga lebih mengakibatkan organ reproduksi tersebut menjadi terbalik.

Torsi ovarium juga dapat terjadi akibat komplikasi kehamilan. Namun, diperlukan penelitian lebih lanjut terkait hal ini. 

Selain itu, gangguan reproduksi ini juga berisiko menyerang wanita yang menjalani perawatan infertilitas karena ovarium tumbuh lebih besar akibat kelebihan hormon dalam tubuh.

Baca juga: 9 Ciri-ciri Kista Ovarium, Wanita Perlu Tahu

Diagnosis dan pengobatan torsi ovarium

Apabila torsi ovarium didiagnosis lebih dini dan langsung melakukan pengobatan, penyakit ini dapat pulih dengan cepat.

Pemeriksaan pertama yang digunakan untuk mendiagnosis penyakit ini adalah USG. Dalam hal ini, dokter akan melihat ukuran ovarium, ukuran kista, dan aliran darah ovarium.

USG saja tidak dapat mendiagnosis torsi ovarium, jadi jika ada tanda-tanda ovarium bengkok, dokter kandungan akan merekomendasikan pemeriksaan laparoskopi invasif minimal (bedah ringan di area perut dan panggul).

Pemeriksaan lebih lanjut ditujukan karena ada kondisi umum yang dapat menyerupai torsi ovarium yaitu kehamilan ektopik (hamil di luar kandungan), abses tubo-ovarium atau rada, dan radang usus buntu.

Cara mencegah torsi ovarium

Menurut Schwartz, beberapa dokter kandungan menyarankan, wanita yang memiliki kista untuk membatasi gerakan, seperti menghindari aerobik atau melompat di atas trampolin.

Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut untuk dapat mengetahui manfaat membatasi gerakan dengan risiko torsi ovarium.

Selain itu, dokter Beth Schwartz juga menganjurkan wanita untuk memakai kontrasepsi oral atau pil KB yang juga bermanfaat dalam mencegah kista.

Baca juga: Sindrom Ovarium Polikistik (PCOS)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau