Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nasi Dingin atau Nasi Panas, Mana yang Lebih Sehat?

Kompas.com - 29/06/2023, 15:01 WIB
Ria Apriani Kusumastuti

Penulis

KOMPAS.com - Nasi adalah makanan pokok yang sering disantap bersama dengan makanan yang lainnya. Namun, di antara nasi dingin dan panas, mana yang lebih sehat?

Ternyata, nasi yang sudah didinginkan memiliki kandungan pati resisten yang lebih tinggi.

Kandungan ini memiliki manfaat untuk menyeimbangkan gula darah yang lebih baik jika dibandingkan dengan nasi panas.

Simak kandungan nutrisi nasi dingin dan nasi panas, serta manfaatnya berikut ini.

Baca juga: Nasi Merah atau Nasi Putih, Mana yang Lebih Sehat?

Kandungan nutrisi nasi dingin dan nasi panas

Kandungan nutrisi nasi dingin dan nasi panas akan tergantung dari jenisnya meskipun memiliki perbedaan temperatur.

Dilansir dari Health, nasi putih sebanyak satu cup mengandung lebih dari 200 kalori, 4 gram protein, 44 gram karbohidrat, dan kurang dari satu gram serat.

Namun jika dibandingkan dengan brown rice atau nasi dari beras pecah kulit, nasi putih memiliki kandungan vitamin dan mineral yang lebih rendah.

Beras pecah kulit sebanyak satu cup memiliki 78 mg magnesium, 174 mg potasium, dan 3 gram serat.

Baca juga: Teh atau Kopi, Mana yang Lebih Sehat?

Manfaat makan nasi dingin dan nasi panas untuk kesehatan

Dilansir dari Health, nasi yang didinginkan, termasuk nasi putih, akan mengalami peningkatan kandungan pati resisten yang dimilikinya.

Pati resisten merupakan jenis karbohidrat yang tidak bisa dicerna oleh tubuh.

Pati resisten yang mencapai usus besar dan melalui proses fermentasi kemudian akan membantu tubuh untuk membakar lemak.

Anda yang mengonsumsi nasi yang telah didinginkan selama 24 jam dan dipanaskan kembali akan mengalami penurunan gula darah yang lebih signifikan.

Manfaat ini juga akan didapatkan ketika Anda mendinginkan nasi pada suhu ruang selama beberapa saat sebelum mengonsumsinya.

Selain itu, dikutip dari Healthline, makan nasi yang telah didinginkan bisa menyeimbangkan kadar kolesterol di dalam darah dan meningkatkan kesehatan pencernaan.

Namun, manfaat ini hanya ditemukan pada penelitian dengan objek tikus dan masih belum banyak penelitian yang menggunakan objek manusia.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com