KOMPAS.com - Penyebab skoliosis bisa beragam, terkadang bisa diketahui, tetapi kebanyakan tidak.
Mengutip Healthline, tulang belakang manusia memang memiliki lekukan, tetapi normalnya ada di bagian atas bahu dan di punggung bawah.
Pada penderita skoliosis, tulang belakang melengkung secara tidak normal. Biasanya berbentuk "S" atau "C".
Baca juga: Kenali Apa Itu Skoliosis, Penyebab, dan Gejalanya
Kelainan tulang belakang ini menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), sekitar 80 persen tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi.
Skoliosis dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria.
Artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang macam penyebab skoliosis yang mungin terjadi.
Baca juga: Ciri-ciri Skoliosis pada Anak-anak dan Dewasa
Penyebab skoliosis umum yang dapat diidentifikasi oleh dokter, meliputi:
Adapun beberapa faktor risiko penyebab skoliosis, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic, yaitu seperti:
Baca juga: Siapa yang Lebih Rentan Kelainan Skoliosis, Perempuan atau Laki-laki?
Mengutip WebMD, skoliosis terdiri dari beberapa jenis yang didasarkan pada penyebabnya, yaitu sebagai berikut:
Baca juga: 3 Komplikasi akibat Skoliosis yang Tak Bisa Disepelekan
Berikut uraiannya:
Skoliosis idiopatik adalah skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya. Sebanyak 80 persen kasus, dokter tidak menemukan penyebab skoliosis yang pasti.
Riwayat keluarga dan genetika dapat menjadi faktor risiko jenis skoliosis ini.
Skoliosis kongenital adalah kondisi kelainan lekukan tulang belakang yang dimulai sejak lahir.
Misalnya, vertebra tidak lengkap atau gagal membelah dengan benar. Dokter mungkin melihat kondisi langka ini saat anak lahir atau saat remaja.
Baca juga: 3 Cara Atasi Nyeri Akibat Skoliosis
Skoliosis neuromuskuler adalah skoliosis yang terjadi karena kerusakan otot, sehingga tidak menopang tulang belakang dengan baik.