Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 03/08/2023, 07:30 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Penyebab skoliosis bisa beragam, terkadang bisa diketahui, tetapi kebanyakan tidak.

Mengutip Healthline, tulang belakang manusia memang memiliki lekukan, tetapi normalnya ada di bagian atas bahu dan di punggung bawah.

Pada penderita skoliosis, tulang belakang melengkung secara tidak normal. Biasanya berbentuk "S" atau "C".

Baca juga: Kenali Apa Itu Skoliosis, Penyebab, dan Gejalanya

Kelainan tulang belakang ini menurut American Association of Neurological Surgeons (AANS), sekitar 80 persen tidak memiliki penyebab yang dapat diidentifikasi.

Skoliosis dapat terjadi pada semua usia, tetapi lebih sering terjadi pada wanita dari pada pria.

Artikel ini akan mengulas secara ringkas tentang macam penyebab skoliosis yang mungin terjadi.

Baca juga: Ciri-ciri Skoliosis pada Anak-anak dan Dewasa

Apa saja yang menyebabkan skoliosis?

Penyebab skoliosis umum yang dapat diidentifikasi oleh dokter, meliputi:

  • Cerebral palsy, sekelompok gangguan sistem saraf yang memengaruhi gerakan, belajar, mendengar, melihat, dan berpikir
  • Distrofi otot, sekelompok kelainan genetik yang mengakibatkan otot melemah
  • Cacat lahir yang memengaruhi tulang belakang bayi, seperti spina bifida
  • Cedera atau infeksi tulang belakang

Adapun beberapa faktor risiko penyebab skoliosis, seperti yang dikutip dari Mayo Clinic, yaitu seperti:

  • Usia, yang mana skoliosis sering kali dimulai pada anak dalam masa pertumbuhan pesat
  • Jenis kelamin, baik laki-laki dan perempuan bisa mengalami skoliosis pada tingkat yang sama. Namun, anak perempuan memiliki risiko yang jauh lebih tinggi untuk mengalami skoliosis parah.
  • Riwayat keluarga, dapat menyebabkan seseorang mengalami skoliosis. Namun, kebanyakan anak dengan skoliosis tidak memiliki riwayat penyakit ini dalam keluarga.

Baca juga: Siapa yang Lebih Rentan Kelainan Skoliosis, Perempuan atau Laki-laki?

Apa saja jenis skoliosis?

Mengutip WebMD, skoliosis terdiri dari beberapa jenis yang didasarkan pada penyebabnya, yaitu sebagai berikut:

  • Skoliosis idiopatik
  • Skoliosis kongenital
  • Skoliosis neuromuskuler
  • Skoliosis degeneratif

Baca juga: 3 Komplikasi akibat Skoliosis yang Tak Bisa Disepelekan

Berikut uraiannya:

  • Skoliosis idiopatik

Skoliosis idiopatik adalah skoliosis yang tidak diketahui penyebabnya. Sebanyak 80 persen kasus, dokter tidak menemukan penyebab skoliosis yang pasti.

Riwayat keluarga dan genetika dapat menjadi faktor risiko jenis skoliosis ini.

  • Skoliosis kongenital

Skoliosis kongenital adalah kondisi kelainan lekukan tulang belakang yang dimulai sejak lahir.

Misalnya, vertebra tidak lengkap atau gagal membelah dengan benar. Dokter mungkin melihat kondisi langka ini saat anak lahir atau saat remaja.

Baca juga: 3 Cara Atasi Nyeri Akibat Skoliosis

  • Skoliosis neuromuskuler

Skoliosis neuromuskuler adalah skoliosis yang terjadi karena kerusakan otot, sehingga tidak menopang tulang belakang dengan baik.

Kelainan ini, seperti spina bifida, cerebral palsy, atau cedera tulang belakang.

  • Skoliosis degeneratif

Skoliosis yang menyerang orang dewasa. Biasanya berkembang di punggung bawah saat cakram dan sendi tulang belakang mulai aus seiring bertambahnya usia.

Baca juga: Jenis Olahraga Terbaik untuk Atasi Skoliosis

Disari dari Healhtline dan WebMD, penyebab skoliosis dapat dikategorikan sebagai struktural dan nonstruktural.

Pada skoliosis struktural, kelengkungan tulang belakang disebabkan oleh penyakit (misalnya, kelumpuhan otak, tumor, Marfan syndrome, dan Down syndrome), cedera, atau cacat lahir, yang bersifat permanen.

Skoliosis nonstruktural adalah kondisi tulang belakang yang melengkung karena memiliki satu kaki yang lebih panjang dari kaki lainnya, kejang otot, dan peradangan seperti radang usus buntu.

Kelainan ini biasanya sementara dan dapat diperbaiki/disembuhkan.

Untuk mengetahui penyebab skoliosis lebih lengkap, Anda perlu periksa ke dokter.

Mungkin dokter akan melakukan pemeriksaan fisik dan memberikan beberapa tes pencitraan, jika Anda menunjukkan beberapa gejala skoliosis.

Tes pencitraan tersebut dapat meliputi x-ray, MRI scan, dan CT scan.

Baca juga: Bagaimana Cara Mencegah Skoliosis?

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com