KOMPAS.com - Kejang demam adalah kejang yang terjadi saatsuhu tubuh meningkat hingga 38 derajat celsius atau lebih.
Kejang demam biasanya terjadi pada usia 6 bulan sampai 5 tahun. Ciri khas kejang demam adalah demamnya mendahului kejang, pada saat kejang anak masih demam, dan setelah kejang anak langsung sadar kembali.
Baca juga: Kejang Demam
Kejang demam ditandai dengan mata mendelik atau terkadang berkedip-kedip, kedua tangan dan kaki kaku, terkadang diikuti kelojotan, dan saat kejang anak tidak sadar tidak memberi respons apabila dipanggil atau diperintah. Setelah kejang anak sadar kembali.
Umumnya, kejang demam akan berhenti sendiri dalam waktu kurang dari 5 menit dan tidak berulang lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Artikel ini akan memaparkan hal yang tidak boleh dilakukan saat anak kejang demam yang perlu orangtua ketahui.
Dilansir dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada beberapa hal yang tidak boleh dilakukan orangtua pada anak ketika kejang, yaitu:
Saat anak kejang, orangtua diimbau untuk tidak memasukkan benda apa pun ke dalam mulut.
Pasalnya, benda seperti sendok, kayu, atau jari orangtua justru akan menyebabkan sumbatan pada pernapasan si kecil.
Jangan berusaha menghentukan gerakan anak saat kejang dengan paksa karena dapat menyebabkan patah tulang.
Memberikan makanan dan minuman juga termasuk hal yang tidak boleh dilakukan saat anak kejang karena bisa menyebabkan tersedak dan berakibat fatal.
Baca juga: Ketahui Penyebab Kejang Demam pada Anak dan Penanganannya
Saat melihat si kecil kejang, orangtua sebaiknya berusaha tidak panik. Berikut beberapa tips yang perlu dilakukan saat anak kejang:
Apabila anak sudah pernah kejang demam sebelumnya, dokter mungkin akan membekali orangtua dengan obat kejang yang dapat diberikan melalui dubur.
Dokter juga bisa meresepkan obat lain sesuai kondisi si kecil.
Baca juga: Apa Penyebab Kejang Demam pada Anak? Simak Penjelasan Berikut...