KOMPAS.com - Kejang demam terjadi akibat demam atau suhu tubuh yang meningkat pesat hingga mencapai 39 derajat celcius.
Kondisi ini sering terjadi pada anak-anak antara usia 6 bulan sampai 5 tahun.
Pada umumnya, kejang demam akan berlangsung selama beberapa menit dan tidak menjadi pertanda bahaya atau masalah kesehatan lainnya yang serius.
Baca juga: Mitos atau Fakta, Makin Tinggi Suhu Demam Risiko Kejang Kian Besar?
Ketika mengalami kejang demam, tubuh anak dapat berguncang atau gemetar di seluruh tubuh, serta kehilangan kesadaran.
Melansir Healthline, gejala kejang demam dapat dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan tingkat keparahannya, seperti:
Kejang demam sederhana
Sebagian besar kasus kejang demam yang sederhana akan berlangsung kurang dari 2 sampai 15 menit yang dapat terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Kejang demam kompleks
Kejang demam yang kompleks akan berlangsung 15-30 menit yang juga dapat terjadi lebih dari satu kali dalam 24 jam.
Baca juga: Jangan Keliru, Ini Beda Kejang dan Epilepsi
Kejang demam berulang
Kondisi ini terjadi ketika kejang demam sederhana atau kompleks terjadi berulang kali yang umumnya dialami oleh anak di bawah usia 15 bulan.
Segera periksakan ke dokter jika anak Anda mengalami kejang demam pertama walaupun hanya berlangsung dalam waktu yang singkat.
Namun, mengutip Mayo Clinic, segera hubungi bantuan medis darurat jika kejang berlangsung lebih dari lima menit atau disertai dengan gejala sebagai berikut:
Pada dasarnya, kejang demam yang terjadi pada anak merupakan kondisi umum dalam masa pertumbuhan anak.
Umumnya, dokter akan meninjau riwayat kesehatan dan riwayat perkembangan anak untuk mengecualikan faktor risiko epilepsi.
Berdasarkan Mayo Clinic, berikut beberapa jenis pemeriksaan untuk melakukan diagnosis kejang demam anak Anda berdasarkan tingkat keparahannya, yaitu:
Baca juga: 20 Penyebab Kejang dan Pertolongan Pertama untuk Penderita
Diagnosis kejang demam sederhana
Pada anak-anak yang tertunda menerima vaksinasi atau memiliki sistem kekebalan yang terganggu, dokter akan melakukan pemeriksaan untuk mendeteksi infeksi.
Diagnosis kejang demam kompleks
Penyebab terjadinya kejang demam belum diketahui dengan pasti. Namun, kejang demam umumnya terjadi ketika anak Anda sedang sakit.
Selain itu, dilansir dari Healtline, berikut beberapa faktor yang dapat menyebabkan kejang demam, yaitu:
Menurut Healthine, seorang anak dapat mengalami risiko kejang demam yang lebih tinggi jika memiliki faktor-faktor sebagai berikut:
Baca juga: Kejang pada Anak: Penyebab, Pertolongan Pertama, Kapan Perlu Waspada
Dilansir dari Mayo Clinic, salah satu komplikasi dari kejang demam adalah kemungkinan mengalami kejang demam kembali di kemudian hari. Risiko tersebut akan lebih besar jika:
Selain itu, pada kasus yang sangat jarang terjadi, kejang demam dapat meningkatkan risiko terjadinya epilepsi dan kelainan otak.
Pada banyak kasus, kejang demam akan berhenti sendirinya dalam beberapa menit.
Namun, mengutip Healthline, untuk melindungi anak dari cedera selama mengalami kejang, Anda dapat mengikuti langkah-langkah berikut:
Baca juga: 9 Ciri Terlalu Banyak Minum Air Putih, Timbulkan Mual Hingga Kejang
Kejang demam memang merupakan kondisi yang tidak berbahaya dan umum terjadi pada anak tanpa menimbulkan komplikasi.
Namun, akan lebih baik bagi anak Anda untuk melakukan konsultasi dan pemeriksaan ke dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut, terutama jika anak mengalami gejala kejang demam kompleks.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.Artikel ini tidak diperuntukkan untuk melakukan self diagnosis. Harap selalu melakukan konsultasi dengan dokter untuk mendapatkan pemeriksaan dan penanganan yang tepat.