Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 04/07/2013, 17:37 WIB
Rosmha Widiyani

Penulis


Kompas.com - Serangan jantung merupakan keadaan darurat medis yang membutuhkan pertolongan segera. Jangan menunda mencari pertolongan dokter karena dalam situasi ini waktu berpacu dengan kerusakan otot jantung yang bisa berakibat fatal.

Menurut dr.Dicky A.Hanafy, spesialis jantung dan pembuluh darah, jika Anda atau ada orang lain yang terkena serangan jantung, tidak ada pertolongan pertama yang benar-benar bisa menolong.

"Alih-alih menolong, hal tersebut justru memperkecil kesempatan sembuh pasien," katanya dalam seminar bertema Penanangan Jantung Akut yang digelar oleh RS.Bunda Jakarta, Kamis (4/7/13).

Dicky mengatakan, semakin cepat mendapat penanangan di rumah sakit, kesempatan sembuh pasien semakin besar. "Tindakan pertama yang bisa menolong, mungkin secepatnya memberi oksigen," kata Dicky.

Oksigen yang langsung diterima pasien diharapkan bisa disalurkan ke jantung sehingga diharapkan bisa membuat otak tetap bekerja. "Otak yang bekerja mengindikasikan saraf yang masih sadar. Hal ini mengindikasikan pasien masih bisa diselamatkan," urainya.

Tindakan lain yang bisa dilakukan adalah memberi pasien kejut listrik melalui alat Automatic Eksternal Defibrilator (AED). Alat ini terdiri atas dua lempeng logam yang bisa dialiri listrik. Alat ini kemudian ditempelkan ke dada pasien untuk merangsang jantung bekerja.

AED adalah perangkat utama untuk penanganan darurat jantung sebelum pasien di bawa ke rumah sakit. Sarana portabel ini biasanya disediakan di ambulan dan beberapa fasilitas publik seperti di bandara. Di negara maju, di mobil polisi pun tersedia alat ini.

"Pertolongan pertama lainnya yang bisa sedikit menolong adalah CPR (cardiopulmonary resuscitation). Tapi tidak sepenuhnya efektif," kata Dicky.

CPR adalah tindakan pertolongan dengan menghentak pembuluh darah yang menuju jantung. Hentakan ini diharapkan bisa sedikit membuka saluran darah yang tersumbat sehingga aliran darah bisa mengalir meski sedikit. Setelah itu pasien bisa dibawa ke rumah sakit.

Namun tindakan CPR minimal membutuhkan waktu 30 menit. Sementara, orang awam tidak mengetahui separah apa serangan jantung yang diderita. Pengetahuan tentang CPR juga tidak dimiliki sebagian besar masyarakat Indonesia.

"Karena itu sebaiknya segera dibawa ke rumah sakit. Pembuluh koroner sangat kecil, kalau salah melakukan hentakan dikhawatirkan akan membuat saluran bocor," kata Dicky. Kesalahan hentakan juga dikhawatirkan membuat plak lainnya ikut bocor, sehingga membuat penyakit semakin parah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau