Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Jasamarga

Takut Gemuk Dominasi Alasan Tak Mau Berhenti Merokok

Kompas.com - 08/05/2014, 13:35 WIB
Unoviana Kartika

Penulis

Sumber HEALTHDAY

KOMPAS.com - Kekhawatiran tubuh akan bertambah gemuk setelah berhenti merokok menjadikan sebagian perokok tak mau berhenti melakukan kebiasaannya itu. Sebuah studi baru menemukan, hal itu pun menjadi alasan terbanyak yang diajukan mereka yang pernah mencoba merokok sebelumnya.

Penelitian asal Penn State University College of Medicine menemukan, setelah berhenti merokok, berat badan orang memang rata-rata bertambah sekitar 3,6 hingga 6,3 kilogram. Kenaikan berat badan tersebut biasanya terjadi dalam satu tahun pertama setelah berhenti.

Dalam studi tersebut, peneliti melakukan survei pada 186 perokok yang mendapat terapi berhenti merokok, dan 102 perokok yang tidak. Semua partisipan studi merokok paling tidak lima batang rokok dalam sehari. Mereka kemudian ditanya kenaikan berat badannya pada saat berusaha berhenti merokok. Dan ditanya kekhawatiran mereka saat kembali berupaya.

Studi yang dipublikasi dalam International Journal of Clinical Practice itu menemukan, kedua kelompok umumnya khawatir akan kenaikan berat badan. Perbedaan antara kedua kelompok itu hanya terletak pada kenaikan berat badan yang mereka dapatkan saat berupaya berhenti merokok di masa lalu.

Peneliti menemukan, 53 persen peserta mengalami kenaikan berat badan saat berupaya berhenti merokok. Dalam kelompok perokok ini, mereka yang tidak peduli pada kenaikan berat badan lebih sulit untuk mencari terapi yang membantu mereka berhenti.

Susan Veldheer, salah seorang peneliti studi asal departemen ilmu kesehatan masyarakat di Penn State mengatakan, mungkin hasil ini tidak mengejutkan. Alasan perokok tidak mau mencari bantuan untuk berhenti merokok didominasi takut gemuk dan malu. "Padahal mungkin mereka sudah mengetahui manfaat berhenti merokok," ujarnya.

Karena itu, menurut Veldheer, dokter perlu menanyakan bila peserta mengalami kenaikan berat badan saat mencoba berhenti. Ini supaya saat usaha berhenti merokok dimulai kembali, peserta bisa mengerti bahwa mereka juga harus menjaga berat badannya.

Studi lainnya dalam jurnal Obesity mengungkapkan, merokok dapat berkontribusi dalam peningkatan berat badan. Sehingga alasan tidak ingin berhenti merokok demi menjaga berat badan tidaklah tepat.

"Keinginan makan yang meningkat berhubungan dengan kemampuan pengecapan terhadap makanan. Saat merokok kemampuan pengecapan menurun, otak pun lebih sulit terpuaskan dari makanan, sehingga cenderung menambah jumlah makanan," terang peneliti.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Minum Teh Tawar Bisa Meredakan 6 Penyakit, Apa Saja?
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau