Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jika Ditemukan Awal, Sel Pra-kanker Bisa Disembuhkan

Kompas.com - 15/10/2014, 08:40 WIB

KOMPAS.com - Sebagian besar kanker ditemukan di stadium lanjut. Padahal, makin dini suatu kanker terdeteksi, makin besar pula kemungkinan kanker ini diobati. Itu sebabnya deteksi dini kanker menjadi kunci utama.

Penapisan (screening) dengan tes pap smear merupakan salah satu pemeriksaan rutin yang disarankan untuk kaum wanita. Dengan tes ini bisa dideteksi adanya human papilloma virus (HPV) dan sel penyebab kanker di leher rahim (serviks).

Tes pap smear dianjurkan dilakukan minimal sekali setahun. Sedikit cairan leher rahim diambil menggunakan spatula atau sikat kecil yang halus oleh bidan atau dokter spesialis kebidanan. Cairan itu lalu diperiksa di laboratorium. Dari hasil pemeriksaan bisa diketahui apakah sel-sel leher rahim tampak normal atau sudah menunjukkan tanda-tanda tidak normal.

Baca juga: Terungkap Identitas Penumpang Alphard Putih Saat Insiden Patwal Tendang Pemotor di Puncak

"Tujuan dari pap smear adalah mencari lesi pra-kanker. Jika ditemukan bisa sembuh 100 persen, tapi jika dibiarkan bisa menjadi kanker," kata dr.Andi Darma Putra, Sp.OG(K), subspesialis onkologi, dalam acara seminar Waspadai HPV, Jangan Tunda Lakukan Vaksinasi di Jakarta (14/10/14).

Penelitian menunjukkan, deteksi dini dengan pap smear atau IVA efektif menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks sebesar 85 persen.

Apabila ditemukan lesi pra-kanker, dokter akan melakukan konisasi (mengangkat jaringan yang mengandung selaput lendir serviks dan epitel serta kelenjarnya).

Baca juga: Hasil Liverpool Vs Newcastle 1-2: The Magpies Juara Piala Liga Inggris

Menurut ADP, panggilan Andi, konisasi dilakukan pada lesi pra-kanker derajat sedang sampai tinggi. "Lesi ini bisa jatuh menjadi kanker, sehingga harus dilakukan konisasi. Tindakan ini terbilang aman karena mulut serviks kalau dipotong akan tumbuh lagi. Konisasi juga tidak memengaruhi kehamilan atau aktivitas seksual," katanya.

Sementara itu jika ditemukan kanker serviks stadium 1, dokter akan mengangkat rahim. Kemungkinan sembuh pasien juga lebih besar dan kanker tidak punya kesempatan untuk menyebar.

Sayangnya, cakupan penapisan di Indonesia masih rendah, kurang dari 5 persen. "Penyebaran informasi mengenai manfaat dan pentingnya melakukan screening masih sedikit sehingga masyarakat kurang peduli," kata ADP.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau