KOMPAS.com — Rambut rontok dan kulit keriput biasanya terjadi pada orang tua. Namun, kali ini juga terjadi pada seorang anak berusia 4 tahun, Franco Villavicencio. Bocah laki-laki dari Moreno, Argentina, ini tumbuh dengan fisik seperti orang tua karena menderita penyakit penuaan dini yang sangat langka di dunia.
Seperti kebanyakan anak seusianya, Franco suka menonton film kartun dan bermain dengan saudara-saudaranya. Meski pikirannya tetap muda, fisik dan kesehatannya akan memburuk seperti orang yang sudah tua. Franco seperti terjebak dalam tubuh orang tua.
Dalam bahasa medis, penyakit kelainan genetik ini disebut progeria. Penyakit ini berasal dari bahasa Yunani, yaitu proeros, yang berarti tua sebelum waktunya. Penyakit langka ini melibatkan protein mutan yang disebut progerin yang mempercepat penuaan fisik.
Mulanya, pasien progeria terlihat sehat saat lahir. Namun, saat tahun-tahun pertama kehidupannya mulai menunjukkan tanda-tanda penyakit progeria, seperti pertumbuhan yang lambat, rambut rontok, hingga penuaan kulit.
Anak-anak yang menderita progeria akan memiliki usia tubuh delapan kali lebih tua dari yang seharusnya. Seorang anak berusia 10 tahun yang menderita progeria akan memiliki tampilan fisik seperti seorang berusia 80 tahun.
Anak tersebut pun akan menderita penyakit yang sering kali mengiringi penuaan, seperti artritis dan masalah jantung. Namun, pikiran mereka tetap berusia 10 tahun. Dalam sejumlah kasus, pasien progeria meninggal pada usia rata-rata 13 tahun karena serangan jantung ataupun stroke.
Di seluruh dunia, diketahui hanya ada sekitar 74 kasus progeria. Sebelumnya, juga ada Hayley Okines dari Bexhill yang berhasil bertahan dengan penyakit progeria hingga usia remaja, yaitu 17 tahun.
Penyakit inilah yang disebut telah menginspirasi novel karya F Scott Fitzgeral yang kemudian difilmkan berjudul The Curious Case of Benjamin Button. Film yang dibintangi oleh Brad Pitt itu menceritakan tentang kelahiran anak dengan kondisi fisik tua, tetapi lama-kelamaan menjadi muda atau mengalami pertumbuhan terbalik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.