Selama ini craving dipercaya disebabkan karena kekurangan nutrisi tertentu. Misalnya, rasa ingin makan cokelat dapat menandakan kadar magnesium yang rendah.
Walau begitu, kebanyakan para ahli menanggap faktanya tak selalu benar. Ini karena mayoritas orang hanya craving sesuatu yang kaya lemak, karbohidrat, dan gula.
"Hanya ada sedikit bukti ilmiah yang menyebutkan craving terjadi karena kekurangan nutrisi. Jika memang benar, mengapa tidak ada orang yang craving sayuran atau buah apel, bukannya es krim?" kata Sharon Palmer, penulis buku The Plant-Powered Life.
Penelitian lain menunjukkan, craving terjadi karena kita sedang menjalani pola makan yang monoton dan menginginkan sesuatu yang tidak bisa kita asup. Craving juga menunjukkan ada kebutuhan emosional yang harus dipenuhi.
Ada beberapa jenis craving yang memang menandakan gangguan kesehatan.
- Rasa haus terus menerus
Perasaan haus terus menerus yang bukan disebabkan karena kita habis berolahraga bisa menunjukkan gejala awal diabetes.
Jika Anda menderita diabetes, kelebihan gula akan menumpuk dalam darah dan ginjal harus bekerja keras untuk menyaring dan menyerap gula tersebut. Terkadang ginjal tidak sanggup melakukannya, sehingga kelebihan gula akan dibuang melalui urine. Kita pun akan banyak buang air kecil dan ingin minum terus.
- Keinginan berlebihan makan yang asin
Kita tidak craving makanan yang asin karena kita butuh garam, bahkan makanan yang kita asup setiap hari sebenarnya sudah mengandung banyak garam.
Keinginan mengasup sesuatu yang asin dapat dipicu oleh penyakit Addison, yakni kelenjar adrenal tidak cukup memproduksi hormon-hormon penting. Misalnya saja kortisol yang membantu tubuh merespon stres, atau adosteron yang menjaga tekanan darah seimbang.
- Ingin makan es
Craving pada sesuatu yang tidak memiliki nilai gizi, seperti es, kertas, atau bahkan lilin, merupakan fenomena yang disebut pica.
Walau craving tersebut tidak diketahui jelas penyebabnya, tapi beberapa penelitian mengaitkannya dengan kekurangan asupan zat besi. Misalnya saja mengunyah es batu akan meningkatkan aliran darah ke otak dan mengurangi kelelahan, efek dari kekurangan zat besi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.