Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/04/2016, 19:03 WIB

KOMPAS.com - Memrediksi siapa yang akan terkena kanker, bukanlah hal yang mudah. Tentu berbagai kebiasaan buruk seperti merokok dan berjemur akan meningkatkan risiko terkena kanker. Tapi, di sisi lain banyak yang percaya bahwa pengaruh gen juga bisa meningkatkan risiko kanker.

 

Studi terbaru yang telah dipublikasikan dalam jurnal Nature, menemukan bahwa sebanyak 70% sampai 90% kanker disebabkan oleh hal yang disebut ekstrinsik atau faktor eksternal, termasuk kebiasaan gaya hidup serta paparan lingkungan. Dengan kata lain, 70% hingga 90% kanker tidak berkaitan dengan gen ataupun nasib.

 

Penelitian ini, yang dipimpin oleh peneliti dari Stony Brook University, sebenarnya adalah analisis ulang dari data yang dirilis tahun lalu oleh ilmuwan dari Johns Hopkins, yang menemukan bahwa sekitar dua pertiga dari variasi dalam risiko mengembangkan kanker adalah karena mutasi sel secara acak yang tak diketahui sebabnya, atau bisa dibilang tergantung nasib.

 

Studi terbaru ini justru menemukan banyak hal yang berseberangan.

 

“Kanker terjadi karena nasib. Kami yakin bahwa itu tidaklah benar dan kami sangat yakin dengan data yang kami miliki,” ungkap penulis senior Yusuf Hannun, MD.

 

Meski masih banyak penelitian yang dibutuhkan untuk mencapai kesimpulan akhir, perlu dicatat ahwa tidak semua faktor risiko ekstrinsik mudah untuk dikontrol.

 

“Setiap orang tentu tahu tentang hubungan merokok dengan risiko kanker, jadi harapannya adalah Anda tidak merokok atau berhenti merokok,” ujar Hannun.

 

Hannun juga merekomendasikan untuk menjaga berat badan, membatasi konsumsi alkohol dalam jumlah moderat, mengonsumsi makanan sehat, dan menggunakan tabir surya. Lakukan hal terbaik untuk menjauhkan kanker dari diri Anda.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com