KOMPAS.com — Bagi sebagian perempuan, menjalani masa menstruasi bukanlah hal yang mudah. Tidak hanya memengaruhi suasana hati, juga rasa sakit yang dialami nyatanya dapat mengganggu aktivitas sehari-hari. Berikut adalah empat hal yang terjadi ketika sedang menstruasi berdasarkan penelitian.
1. Mudah terinfeksi bakteri
Dr Jennifer Wider, juru bicara Society of Women's Health Research, mengatakan, pH pada vagina dapat meningkat saat haid.
Kenaikan kadar pH, ditambah dengan perubahan hormon yang terjadi selama menstruasi, dapat menyebabkan timbulnya peningkatan infeksi bakteri pada beberapa perempuan.
2. Kadar estrogen yang rendah menyebabkan sensitivitas pada rasa sakit
Sebuah penelitian dari Oxford menunjukkan bahwa nyeri yang dialami semasa menstruasi mungkin memengaruhi bagaimana perempuan mengalami rasa nyeri di luar masa menstruasi. Setiap perempuan memiliki rasa nyeri dan siklus yang berbeda.
Penelitian tersebut menemukan bahwa perempuan yang mengalami menstruasi yang lebih menyakitkan memiliki peningkatan sensitivitas terhadap rasa sakit.
Hal ini tentu saja berkaitan pula dengan kadar estrogen yang rendah dalam tubuh. Hal ini memungkinkan perempuan mengalami rasa sakit lebih, bahkan ketika sedang tidak haid.
3. Rasa sakit saat menstruasi saling berkaitan
Kita mungkin berpikir rasa kram saat menstruasi terletak di perut. Namun, nyatanya rasa sakit tersebut juga menyebabkan beberapa perempuan mengalami rasa sakit di punggung dan kaki.
Dr Elizabeth Lyster dari Holtorf Medical Group menjelaskan bahwa hal ini ada hubungannya dengan saraf pada daerah pinggul.
"Saraf ini seperti sarang, di mana ranting-ranting dan semuanya saling berkaitan. Jadi, jika di bagian perut terasa sakit, Anda mungkin akan merasa sakit juga di sisi lain seperti punggung," ujar Lyster.
4. Siklus menstruasi memengaruhi suara
Menurut penelitian oleh psikolog Nathan Pipitone dan Gordon Gallup, siklus menstruasi dapat memiliki efek yang signifikan pada perubahan suara.
“Produksi suara vokal terkait erat dengan biologi kita. Sel dari laring (pita suara) dan vagina yang sangat mirip dan menunjukkan reseptor hormon serupa," ungkap Pipitone.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.