KOMPAS.com - Jumlah wanita yang minta pemasangan kontrasepsi IUD atau spiral di Amereka Serikat meningkat hampir 19 persen setelah Donald Trump terpilih sebagai presiden AS.
Data baru dari perusahaan pencatatan kesehatan elektronik AthenaHealth menunjukkan bahwa dari satu juta kunjungan pasien ke dokter di jaringan mereka antara Oktober dan Desember 2016, kunjungan yang berkode untuk manajemen atau pemasangan IUD naik sekitar 19 persen.
Peneliti mengatakan ini pertama kali dalam lima tahun bahwa kenaikan kunjungan berhubungan dengan IUD meningkat pada November dan Desember lalu.
Setelah pemilihan presiden, rekomendasi agar wanita memakai IUD menyebar luas di media sosial. IUD dipandang sangat efektif, hanya 0,2 sampai 0,8 persen tingat kegagalan (dibandingkan 18 persen kegagalan kondom dan 9 persen kegagalan pil KB).
Rekomendasi itu karena terdapat keprihatinan bahwa rencana Partai Republik menolak Affordable Care Act dapat menyingkirkan penggantian biaya KB tanpa pembayaran bersama, khususnya sejak pemerintahan Trump belum mengeluarkan rencana perawatan kesehatan baru.
Biaya pil KB sekitar 160 hingga 600 dolar setiap tahun sementara IUD dan jenis KB jangka panjang lainnya antara 500 hingga 1.000 dolar. Namun IUD dapat bertahan bertahun-tahun setelah dipasang. IUD hormonal dapat bertahan sekitar tiga hingga enam tahun, tergantung merek. Sedangkan IUD non hormonal dapat bertahan sampai 12 tahun.
"Pagi hari setelah pemilihan kami dapat telepon dari wanita-wanita yang prihatin setelah pemilihan presiden," kata Gretchen Borchelt, wakil presiden hak-hak reproduktif dan kesehatan di National Women's Law Center.
Sebagaimana pernah dilaporkan, wanita AS terhitung lambat memakai IUD dibandingkan wanita-wanita dari negara lain. Sebagian besar alasannya karena reaksi buruk dari versi-versi awal alat kontrasepsi tersebut.
Saat ini IUD terhitung aman dan efektif. Banyak studi sudah membuktikan semakin banyak wanita memilih IUD atau kontrasepsi jangka panjang lainnya ketika uang bukan masalah bagi mereka.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.