KOMPAS.com – Serangan jantung adalah kondisi yang muncul ketika suplai darah yang biasanya menyehatkan jantung dengan oksigen terputus dan otot jantung mulai mati.
Melansir Health Line, beberapa orang yang mengalami serangan jantung memiliki tanda peringatan, sementara yang lain tidak menunjukkan tanda-tanda.
Beberapa gejala serangan jantung yang dilaporkan banyak orang di antaranya, yakni:
Serangan jantung atau dalam dunia medis dapat disebut infark miokard adalah keadaan darurat medis yang serius.
Jadi, segera cari pertolongan medis jika Anda atau seseorang yang Anda kenal mengalami gejala yang dapat menandakan serangan jantung.
Komplikasi serangan jantung
Komplikasi potensial dari serangan jantung dapat sangat bervariasi pada masing-masing orang, dari yang ringan hingga yang mengancam nyawa.
Melansir NHS, beberapa orang mengalami serangan jantung "minor" -meskipun masih bisa menjadi sangat serius- tanpa komplikasi terkait. Kondisi ini juga dikenal sebagai serangan jantung tanpa komplikasi.
Sementara, orang lain bisa mengalami serangan jantung kategori mayor yang memiliki berbagai kemungkinan komplikasi dan mungkin memerlukan perawatan ekstensif.
Sayangnya, pasien penderita serangan jantung yang disertai komplikasi sering kali meninggal dunia sebelum mereka sampai di rumah sakit.
Berikut ini adalah beragam komplikasi serangan jantung yang layak diwaspadai:
1. Aritmia
Aritmia adalah detak jantung yang tidak normal dan dapat meliputi:
Aritmia dapat berkembang setelah serangan jantung akibat kerusakan otot jantung.
Otot yang rusak mengganggu sinyal listrik yang mengontrol jantung.
Beberapa aritmia, seperti takikardia, bersifat ringan dan menyebabkan gejala seperti:
Aritmia lainnya dapat mengancam nyawa, termasuk:
Jenis aritmia yang mengancam jiwa ini dapat menjadi penyebab utama kematian selama 24 hingga 48 jam setelah serangan jantung.
Namun, tingkat kelangsungan hidup telah meningkat secara signifikan sejak penemuan defibrilator portabel.
Defibrilator portabel adalah perangkat eksternal yang dapat mengirimkan kejutan listrik ke jantung dan "menyetel ulang" ke ritme yang tepat.
Aritmia ringan biasanya dapat dikontrol dengan obat-obatan seperti beta-blocker.
Bradikardia yang lebih menyusahkan yang menyebabkan gejala berulang dan berkepanjangan mungkin perlu diobati dengan alat pacu jantung. Ini adalah perangkat listrik yang ditanamkan dengan operasi di dada untuk membantu mengatur detak jantung.
2. Gagal jantung
Gagal jantung terjadi ketika jantung tidak dapat memompa darah ke seluruh tubuh secara efektif.
Gagal jantung dapat berkembang setelah serangan jantung jika otot jantung rusak parah. Kondisi ini biasanya terjadi di sisi kiri jantung (ventrikel kiri).
Gejala gagal jantung meliputi:
Gagal jantung dapat diobati dengan kombinasi obat-obatan dan, dalam beberapa kasus, operasi.
3. Syok kardiogenik
Syok kardiogenik mirip dengan gagal jantung, tetapi lebih serius.
Syok kardiogenik berkembang ketika otot jantung telah rusak secara ekstensif sehingga tidak dapat lagi memompa cukup darah untuk mempertahankan banyak fungsi tubuh.
Gejala syol kardiogenik meliputi:
Suatu jenis obat yang disebut vasopresor atau inotropik dapat digunakan untuk kondisi syok kardiogenik.
Vasopresor dapat membantu menekan (menyempitkan) pembuluh darah yang meningkatkan tekanan darah dan sirkulasi darah.
Setelah gejala awal syok kardiogenik telah stabil, operasi mungkin diperlukan untuk meningkatkan fungsi jantung.
Operasi yang perlu dilakukan mungkin termasuk percutaneous coronary intervention (PCI), di samping penyisipan pompa kecil yang dikenal sebagai pompa balon intra-aorta. Ini dapat membantu meningkatkan aliran darah dari jantung.
Pilihan lain adalah operasi atau cangkok bypass arteri koroner, di mana pembuluh darah dari bagian tubuh lain digunakan untuk memotong penyumbatan.
4. Jantung ruptur atau retak
Ruptur jantung adalah komplikasi serangan jantung yang sangat serius, tetapi relatif tidak umum, yakni ketika otot, dinding, atau katup jantung retak.
Ruptur jantung bisa terjadi jika jantung rusak parah selama serangan jantung dan biasanya terjadi 1 hingga 5 hari setelahnya.
Gejala ruptur jantung sama dengan syok kardiogenik.
Operasi jantung terbuka biasanya diperlukan untuk memperbaiki kerusakan.
Prospek orang-orang yang mengalami ruptur jantung, yakni diperkirakan 1 dari 2 orang di antara mereka meninggal dalam 5 hari setelah terjadi ruptur pada otot, dingin, atau katup jantung.
https://health.kompas.com/read/2020/12/16/100800668/4-komplikasi-serangan-jantung-yang-perlu-diwaspadai