Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cemburu Bikin Gairah Berkobar?

Kompas.com - 18/05/2008, 12:03 WIB

GAIRAH seks tak ubahnya bagaikan sebuah jalan di pegunungan. Kadang naik, kadang turun. Di saat turun, beberapa trik perlu dilakukan untuk "mendongkrak" gairah. Bisakah membuat pasangan cemburu dijadikan salah satu alternatifnya?

Yeni, sebut saja namanya begitu, kadang tak tahan untuk bercerita tentang Rio, teman sekantor yang pernah menaruh hati padanya, kepada sang suami. Ia tahu api cemburu akan langsung membakar hati suaminya. Namun hebatnya, saat cemburu seperti itu, gairah seksual pria pilihan hatinya ini juga ikut berkobar.

Kalau sudah begitu, di balik perasaan bersalahnya kadang-kadang Yeni tak bisa menahan senyum "kemenangan". Dalam hatinya, bahkan pernah timbul niat mengipas-ngipas bara cemburu suaminya agar hubungan intim mereka jadi tambah seru.

Tak Bisa Digeneralisasi

"Secara psikologis memang bisa saja gairah seksual makin terlecut akibat cemburu," kata A. Kasandra Oemarjoedi, Psi., Direktur dari Psychological Practice Kasandra Persona Prawacana. Kobaran gairah itu secara tidak sadar didorong oleh perasaan takut kehilangan, perasaan bersaing, imajinasi liar, tidak mau kalah, dan sebagainya.

Yang menarik, hampir bisa dipastikan bahwa timbulnya gairah hebat ini justru karena cinta. "Walaupun tidak mutlak, semakin besar cintanya pada pasangan, maka semakin besar pula rasa cemburunya," ungkap Kasandra. Hal ini biasanya terjadi pada suami atau istri yang memiliki perasaan cinta terlampau besar terhadap pasangannya.
Akan tetapi, kondisi ini tentu berbeda pada tiap pasangan, jadi tidak bisa digeneralisasi. Ada pasangan yang bila cemburu karena suatu hal kemudian melampiaskannya dalam bentuk permainan ranjang yang panas. Namun, ada juga pasangan yang justru karena cemburu malah enggan "menyentuh" pasangannya. "Di sinilah dibutuhkan kejelian mengamati efek cemburu itu sendiri," tambahnya.

Untuk suami atau istri yang sudah bisa memastikan bahwa rasa cemburu dapat meningkatkan gairah pasangannya, boleh saja menggunakan "senjata" ini pada momen-momen tertentu. "Kalau memang cemburu menjadi turn on factor dalam hubungan mereka, bolehlah sekali-sekali digunakan. Asal jangan keseringan, lo," katanya mengingatkan. Karena kalau sudah terlalu sering, bisa-bisa sensasi dari rasa cemburu itu akhirnya malah menguap entah ke mana. Sebaliknya, jika cemburu ternyata merupakan turn off factor, tentu saja jangan sekali-kali cari gara-gara. Bisa-bisa pasangan malah kehilangan gairah alias jadi dingin.

Selain memberi manfaat bila terampil mengolah perasaan cemburu, yang juga patut dijadikan pertimbangan adalah bahaya yang mungkin ditimbulkan. Salah satunya adalah kecemburuan yang tidak terkendali. "Ini bisa berakibat fatal karena bukan tidak mungkin cemburu yang biasanya mengobarkan gairah kali ini jadi malah tak terkendali. Akibatnya, pasangan jadi marah dan berhari-hari menolak berhubungan. Repot, kan?"

Pengasuh rubrik Tanya Jawab Problema Rumah Tangga nakita ini juga mengingatkan bahwa fantasi seksual pada dasarnya merupakan skill. Artinya, dibutuhkan keahlian khusus untuk mengembangkan fantasi, kedekatan, sekaligus membangun suasana romantis supaya hubungan seksual jadi lebih mantap.

Bukankah hal ini bermanfaat guna menumbuhkan cinta sekaligus terapi mujarab untuk meningkatkan gairah seksual?

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com