Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Nikmati Burger secara Bijak

Kompas.com - 13/11/2008, 08:16 WIB

Nitrit juga merupakan penstabil warna merah pada daging. Efektivitasnya tergantung pada pH (keasaman) produk dan jumlah yang ditambahkan. Kemampuan nitrit sebagai pengawet akan meningkat dengan menurunnya pH dan bertambahnya jumlah yang dipakai.

Namun, penggunaan nitrit akhir-akhir ini mulai dibatasi karena dapat menyebabkan keracunan dan bersifat karsinogenik (menyebabkan kanker). Menurut Standar Nasional Indonesia, penggunaan garam nitrat (kalium nitrat atau natrium nitrat) dibatasi sebanyak 500 mg/kg, sedangkan dalam bentuk garam nitrit (kalium nitrit atau natrium nitrit) dibatasi sebanyak 125 mg/kg burger.

Askorbat sebagai Antioksidan
Pada pembuatan burger sering ditambahkan askorbat. Biasanya dalam bentuk asam askorbat, natrium askorbat, maupun kalium askorbat. Dosis penambahannya adalah sebesar 0,5 persen. Askorbat berfungsi untuk membantu meningkatkan warna merah daging dengan mengurangi penggunaan nitrit, serta berperan sebagai antioksidan. 

Di dalam burger juga sering ditambahkan pewarna buatan, khususnya pewarna merah. Aturan penggunaan pewarna pada burger dibatasi sebanyak 300 mg/kg. Jenis pewarna yang umum digunakan adalah eritrosin, merah aleura, dan tartrazin.  

Selain itu, untuk memperkuat cita rasa, pada burger juga biasa ditambahkan flavor daging, seperti daging sapi atau daging ayam. Flavor daging ayam biasanya memiliki karakter yang lebih tajam daripada daging sapi.

Pada pembuatan burger, umumnya daging yang akan digiling telah didinginkan terlebih dahulu, sehingga temperatur penggilingan dapat dipertahankan tetap di bawah suhu 22 derajat Celsius untuk mencegah denaturasi protein. Penggilingan daging dapat menyebabkan protein terekstrak dari jaringan yang terpecah.

Pemasakan burger dapat dilakukan dengan cara pemanggangan, penggorengan, atau pemasakan dengan microwave. Tujuan pemasakan adalah menyatukan bahan, memantapkan warna, menginaktifkan mikroba, dan memperbaiki penerimaan konsumen. Lama pemasakan tergantung pada ukuran burger dan suhu pemasakan.

Penyebab Obesitas, Kanker, Hipertensi, dan Penuaan
Dilihat dari nilai gizinya, kandungan lemak pada hamburger cukup tinggi, yaitu sekitar 17 persen. Konsumsi lemak yang berlebih sangat berbahaya bagi kesehatan karena dapat menyebabkan obesitas dan aterosklerosis (penyempitan pembuluh darah). Selanjutnya, aterosklerosis dapat menyebabkan penyakit jantung.koroner dan stroke. 

Namun, burger juga memiliki kandungan vitamin A yang cukup besar, yaitu sekitar 30 IU. Selain itu, burger juga memiliki kandungan asam oleat, asam linoleat, vitamin B1, vitamin B2, serta niasin.

Burger merupakan makanan berbasis daging yang sering disorot menjadi penyebab obesitas. Menurut organisasi kesehatan dunia (WHO), angka kejadian obesitas di negara yang memiliki kebiasaan mengonsumsi burger sangat tinggi seperti Amerika Serikat, Australia, dan negara-negara Eropa. Angka ini terus meningkat dari tahun ke tahun.

Halaman:

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau