Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Imunisasi Tak Lengkap Dapat Timbulkan Wabah

Kompas.com - 19/10/2011, 03:03 WIB

Karena itu, walau kasus polio liar terakhir ditemukan pada tahun 2006, tidak berarti Indonesia bisa mengklaim telah bebas polio. Imunisasi polio lengkap harus terus diberikan. Tak kurang dari Menteri Kesehatan Dr Endang R Sedyaningsih mengakui, jumlah anak yang tidak memperoleh atau tidak terjangkau imunisasi polio terus meningkat. Tahun 2011 ada 4 persen anak yang tak memperoleh imunisasi polio dan 9 persen tidak terjangkau. Ini berisiko menimbulkan terjadinya kejadian luar biasa (KLB) polio.

Vaksin polio yang diteteskan diberikan kepada anak berusia 0-59 bulan. Polio disebabkan virus poliomyelitis yang menyerang inti sel saraf. Umumnya polio menimbulkan kecacatan, tetapi bisa juga kematian walaupun tidak setinggi campak.

Berita terakhir adalah ledakan atau KLB difteri di Jawa Timur yang sejak Januari 2011 hingga Oktober 2011 menjangkiti tak kurang dari 328 anak dan menewaskan 11 di antaranya. Hal ini disebabkan ada resistensi masyarakat terhadap imunisasi anak. Gara-gara outbreak ini, Pemerintah Provinsi Jawa Timur harus mengeluarkan dana tambahan Rp 8 miliar dan Kementerian Kesehatan juga mengeluarkan belasan miliar rupiah.

Dalam pertemuan tingkat tinggi Kementerian Kesehatan, WHO, dan para pejabat pemprov dari seluruh Indonesia di Jakarta, 14 Oktober lalu, terungkap bahwa di sejumlah provinsi mulai ada keengganan, bahkan penolakan, masyarakat untuk mengimunisasikan anak-anak mereka. Muncul rumor bahwa vaksin-vaksin untuk PD3I plus hepatitis B tidak aman dan tidak halal karena buatan negara maju untuk melemahkan rakyat Indonesia. Diisukan pula imunisasi itu tak perlu karena tak sesuai dengan ajaran agama.

Ini semuanya tantangan. Masyarakat perlu diyakinkan lagi bahwa imunisasi anak terbukti aman dan efektif, dan itu dilakukan di semua negara di dunia. Vaksin yang dipakai di Indonesia buatan Biofarma yang bahkan sudah diekspor ke 110 negara.

Jika bayi atau anak balita tak diimunisasi atau tak lengkap imunisasinya, ia tidak saja berpotensi sakit, tetapi dapat pula menimbulkan wabah seperti difteri di Jawa Timur.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com