Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanker pada Tahun 2030

Kompas.com - 26/10/2011, 06:45 WIB

Optimistis

Apa dasar bagi Kaku optimistis dengan penglihatan kenubuatannya pada pengobatan kanker yang ditunggu pasien penyakit mematikan ini bermanifestasi pada 2030?

Optimisme itu berlandaskan catatan para penyusun biografi sastrawan besar Jules Verne, pengarang Paris in the Twentieth Century. Ditulis pada 1863, novel profetis itu meramalkan Paris pada tahun 1960 dengan gedung kaca pencakar langit, AC, televisi, elevator, kereta api berlaju tinggi, mobil berbahan bakar gas, mesin faksimile, bahkan sesuatu yang mengarah kepada internet. Dengan akurasi mengagumkan, Verne menggambarkan kehidupan di Paris yang modern 100 tahun sebelum semua itu jadi kenyataan.

Para penulis biografi Verne mencatat bahwa, meski bukan seorang ilmuwan, Verne rajin menemui ilmuwan semasanya menghujani mereka dengan pertanyaan mengenai visi mereka akan masa depan. Berbeda dengan novelis yang sudah-sudah, Verne menyadari bahwa, seperti kata Kaku, ”sains merupakan mesin yang mengguncang fondasi peradaban, mendorongnya ke dalam suatu abad baru yang kuyup dengan kekaguman dan keajaiban mencengangkan”.

Kaku—sekali lagi—adalah ahli fisika teori terkemuka. Bidang kajiannya sekubu dengan bidang kajian Albert Einstein dan Stephen Hawking. Ia juga seorang perintis teori, tepatnya teori string dalam fisika partikel elementer yang pernah berjaya pada dasawarsa 1990-an.

Kaku dalam menulis Physics of the Future menempuh rute yang sama dengan jalan yang dilalui Verne menggubah Paris in the Twentieth Century. Ia mewawancarai sekaligus masuk laboratorium 300 ilmuwan dan teknolog terkemuka—kebanyakan bermarkas di AS— yang sudah tiba di masa depan melalui laboratorium mereka. Empat belas di antaranya peraih Nobel fisika, kimia, dan kedokteran.

Berdasarkan wawancara itu, ia menggambarkan bagaimana sains mengubah nasib manusia dan kehidupan kita sehari-hari menjelang 2100 terkait dengan komputer, inteligensi buatan, pengobatan kanker dan penyakit genetik, nanoteknologi, energi, serta wisata ke luar angkasa. Misalnya, sebelum memasuki abad ke-22 dinubuatkan kita akan mengendalikan komputer dengan sensor otak sehingga, seperti pesulap, akan dapat menggerakkan benda di sekitar kita dengan kekuatan pikiran.

Pengobatan kanker dengan nanopartikel pada 2030, kata Kaku, sudah memperlihatkan titik cerah. Sekelompok ilmuwan Universitas California di Santa Cruz telah membuat nanopartikel emas berdiameter 20-70 nanometer yang, dengan suatu peptida dan sinar inframerah sebagai penggetar, berhasil merontokkan tumor kulit pada tikus.

Ilmu dasar untuk menaikkelaskan inovasi ini sehingga dapat diterapkan bagi pengobatan kanker pada manusia sedang dibangun. Karena akselerasi sering berlangsung di dunia penelitian, bukan tak mungkin nanopartikel untuk pengobatan kanker akan menemukan aktualisasinya jauh sebelum 2030.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com