Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hati-hati Kelelahan Mata di Depan Komputer

Kompas.com - 27/10/2011, 08:44 WIB

Penyebab katarak bisa berupa faktor infeksi, keturunan (genetik), trauma (kecelakaan, seperti terbentur/tertusuk), atau proses degenerasi (penuaan).

Selama ini ada kesan masyarakat melakukan pembiaran terhadap penderita katarak karena beranggapan bahwa katarak dapat disembuhkan tanpa operasi.

Anggapan itu tentu saja tidak benar. Katarak adalah kekeruhan lensa mata sehingga menghalangi masuknya cahaya pada retina dan dapat mengakibatkan turunnya penglihatan sangat tajam.

Kekeruhan pada lensa mata tidak dapat dihilangkan, kecuali dioperasi. Operasi bertujuan mengeluarkan kekeruhan pada lensa mata sehingga diharapkan cahaya dapat kembali masuk ke dalam mata. Dengan begitu, penglihatan jadi jelas kembali.

Situasi itu diperparah oleh persepsi keliru lain, yakni operasi harus ditunda sampai dengan katarak menjadi matang. Mitos ini juga tidak benar. Dengan kemajuan teknik bedah katarak modern yang sangat pesat, katarak dapat dioperasi tanpa harus menunggu matang.

Saat katarak telah memengaruhi dan mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti penglihatan tidak cukup jelas untuk melakukan hal-hal yang harus atau diinginkan, hal tersebut sudah menjadi alasan yang cukup bagi penderita untuk mempertimbangkan operasi katarak.

Berdasarkan kunjungan ke Rumah Sakit Mata Cicendo yang merupakan Pusat Mata Nasional, penderita infeksi mata merupakan yang tertinggi dari sepuluh besar penyakit penyebab gangguan penglihatan atau kebutaan. Tahun 2010 tercatat 24.993 penderita infeksi mata yang berobat ke Cicendo.

Urutan kedua adalah pasien refraksi (kacamata) yang tercatat 18.458 orang. Selanjutnya adalah pasien anak-anak (12.786 orang), katarak (12.240 orang), retina (10.107 orang), dan glaukoma (10.000 pasien). Sementara pasien dengan penyebab lain di bawah 10.000 orang per tahun. (Dedi Muhtadi)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com