Pagi yang Berkarib dengan Kenangan
Di pagi ini, begitu banyak mimpi-mimpi yang ingin bergegas.
Sepertinya waktu tak akan terulang lagi esok hari.
Lihatlah lima ekor harapan yang berkejaran di sana!
Mereka bergegas pergi ke kantor-kantor, gedung-gedung menjulang
Dan sekolah yang berisi ilmu-ilmu mahal.
Padahal, kau lihat? Pagi masih begitu kuyu.
Matanya yang basah oleh embun pagi, yang masih menyimpan sejuta pilu.
Oh, masihkah ada hari lalu dimana pagi masih setia dengan kenangan?
Cilacap, 2011
Seorang Lelaki Tua
Di malam yang sepi
lelaki tua itu berbaring pada ranjang
yang berderit kesakitan
oleh waktu yang memakan serat kayu.
Betapa malam kini sepi,
Hanya sunyi
sesekali berhembus dari jendela .
Beberapa kenangan terbang
berkejaran di sekitar kepalanya
Satu ekor jatuh di pundaknya;
kenangan tentang masa kecilnya.
Bulan masih setia menyinari
malam yang egois dengan kegelapan,
Ia masih sendiri berbaring di ranjang
Tanpa seorang harapan. Tanpa sosok kebahagiaan.
Hanya kesepian yang setia di sampingnya,
Mengibaskan air mata yang mulai
mengotori kerah bajunya.