”Melihat penyebaran virus dan jumlah korban saat ini, secara teori sudah bisa ditetapkan sebagai kejadian luar biasa (KLB),” kata Wali Kota Depok Nur Mahmudi Isma’il, Sabtu (10/12), kepada Kompas.
Status KLB terkait hepatitis A juga pernah dikeluarkan Nur Mahmudi pada 9 November lalu. Saat itu, 59 siswa SMKN 2 Depok diduga terserang virus ini.
Namun, Nur Mahmudi mengimbau masyarakat tidak panik menghadapi serangan virus hepatitis A. ”Langkah pencegahan sudah dilakukan. Kami juga sudah mendirikan posko kesehatan di sekolah. Tim medis dari dinas kesehatan sedang menangani persoalan ini secara serius.” tuturnya.
Posko kesehatan di SMAN 4 Depok sudah dibuka sejak Jumat. Mereka juga memberikan obat, vitamin, dan masker kepada siswa dan guru. Posko dibuka selama seminggu.
Hingga akhir pekan ini, informasi dari pejabat Pemerintah Kota Depok menyebutkan baru 3 siswa positif hepatitis A, sedangkan 35 siswa lainnya menjalani perawatan di rumah sakit dan rawat jalan.
Sementara itu, informasi dari beberapa orangtua siswa berbeda. Menurut mereka, dari hasil uji laboratorium rumah sakit, paling tidak ada 25 siswa yang terserang hepatitis A.
Hingga Minggu, sebanyak 6 siswa dipastikan positif, sementara 8 siswa hampir positif tinggal menunggu hasil laboratorium. Kemarin, tim dari dinas kesehatan juga memeriksa 25 siswa dan guru yang mengalami keluhan.
Pendataan penderita hepatitis A di SMAN 4 Depok memang tidak seragam. Data yang diberikan pihak sekolah dan dinas kesehatan berbeda dengan informasi para orangtua yang mendampingi anaknya dirawat di rumah sakit.