Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BBM Melambung, Stop Pemborosan Biaya Kesehatan

Kompas.com - 30/03/2012, 07:44 WIB

KOMPAS.com - Harga BBM yang akan naik tanggal 1 April 2012 secara pasti akan melambungkan berbagai harga kebutuhan pokok di masyarakat. Tak luput yang terkena imbasnya adalah pembiayaan kesehatan indvidu dan masyarakat. Keadaan ini tampaknya harus disikapi dengan tepat. Sikap cerdas yang harus dilakukan adalah berpola pikir rasional, ilmiah dan pola tindak ekonomis dalam menangani kesehatan masyarakat. Masyarakat sebagai penerima jasa kesehatan dan rumah sakit atau dokter sebagai pelaku layanan kesehatan bila berlaku rasional dan ilmiah dapat melakukan penghematan biaya pemborosan kesehatan yang selama ini tidak disadari.

"Kesehatan adalah mahal harganya", ungkapan tersebut terasa sangat tepat di saat ekonomi Indonesia yang lagi mendapat cobaan ini. Bayangkan untuk mengeluarkan biaya jasa dokter, khususnya dokter spesialis masih belum terjangkau oleh sebagian masyarakat. Belum lagi harga obat yang cukup mahal dan harganya pasti akan semakin menggila. Ditambah lagi dengan beban biaya pemeriksaan laboratorium, radiologis, patologis dan pemeriksaan penunjang lainnya akan semakin tidak terjangkau. Biaya akan semakin melangit bila pasien divonis rawat inap atau operasi.

Perekonomian Indonesia terguncang akibat kenaikan harga BBM ditambah lagi dengan masalah perekonomian global yang diwarnai kenaikan harga komoditas dan resesi ekonomi dunia. Beban ekonomi yang sangat berat secara bersamaan inilah juga membuat beban yang sangat menyakitkan bagi masyarakat.

Adalah wajar bagi seorang manusia akan tercabik emosi, rasa amarah, kesal dan apriori terhadap kebijaksanaan pemerintah dalam menaikkan harga BBM. Secara tak sadar, hal itu juga merupakan pemborosan emosi dan hanya menambah beban psikologis. Beban psikologis ini tidak diasadari akan menimbulkan masalah baru bagi kehidupan melebihi pengaruh langsung kenaikkan harga BBM itu sendiri.

Jalan terbaik dalam menyikapi beban psikologis ini adalah melakukan tindakan mawas diri, berpikiran jernih dan positif. Mawas diri itu adalah melakukan pengkajian ulang berbagai perilaku hidup boros dan tidak efisien yang selama ini dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Saat ini, setiap orang pasti akan melakukan kalkulasi ekonomi yang sangat cermat dalam setiap rupiah yang dikeluarkan. Prioritas pun harus disusun dengan teliti, berdasarkan kebutuhan pokok, kebutuhan tambahan atau kebutuhan konsumtif. Tidak terkecuali di bidang kesehatan, secara tidak disadari selama ini dalam kehidupan sehari-hari terjadi pemborosan dalam pembiayaan kesehatan.

Pemborosan masyarakat

Menurut Survey Kesehatan Nasional (Surkesnas) tahun 2004, sumber dana pengeluaran biaya kesehatan 86% berasal dari penghasilan ekonomi keluarga. Sedangkan sisanya berasal dari asuransi, instansi tempat bekerja, puskesmas atau jaminan kesehatan bagi penduduk tidak mampu. Pemborosan di bidang kesehatan dapat dilakukan oleh masyarakat atau dokter sebagai penyelenggara pelayanan medis.

Dalam masyarakat, perilaku penghematan yang bisa ditekan adalah pola konsumsi vitamin atau suplemen, perilaku berobat ke luar negeri, terapi alternatif yang unconventional dan kebiasaan sakit ringan harus selalu ke dokter. Masyarakat seharusnya dapat menghemat pengeluaran biaya kesehatan, khususnya dalam pengeluaran biaya pembelian vitamin atau bahan nutrisi lain. Secara medis, sebenarnya dalam kondisi tubuh sehat dan tercukupi kebutuhan nutrisi melalui makanan yang bergizi setiap harinya kebutuhan nutrisi tambahan berupa vitamin dan suplemen tidak terlalu penting. Konsumsi vitamin dan suplemen mutrisi merupakan potensi bisnis yang luar biasa di masyarakat. Bagi perusahaan multi nasional atau lokal bahkan secara individu banyak masyarakat yang terlibat dalam bisnis multi level marketing berlomba mengeruk rupiah dalam bisnis menggiurkan ini.

Persaingan bisnis yang tidak sehat akhirnya tejadi. Banyak masyarakat yang terbuai rayuan maut kehebatan vitamin atau suplemen nutrisi yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Latar belakang yang tidak ilmiah dalam indikasi penggunaan vitamin atau suplemen nutrisi ini akhirnya mengakibatkan pemborosan dalam pengeluaran biaya kesehatan. Secara umum kosumsi buah segar tertentu secara rutin sudah cukup untuk mencukupi kebutuhan vitamin yang dibutuhkan tubuh.

Masyarakat harus mengetahui kapan harus berobat ke dokter. Kebiasaan sakit pilek dan batuk ringan harus segera ke dokter mungkin bisa dikurangi. Penyakit infeksi yang sering diderita anak dan dewasa adalah disebabkan karena infeksi virus. Infeksi virus pada umumnya tidak berbahaya dan tidak memerlukan pengobatan khusus dan mahal. Kecuali pada hari ke tiga demam semakin tinggi dan anak semakin lemah maka harus segera berobat ke dokter. Juga sangat penting harus tahu kapan ke dokter umum atau harus berobat ke dokter spesialis. Pada umumnya penyakit tertentu yang ringan tidak harus memerlukan konsultasi ke dokter spesialis cukup ke dokter umum.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com