TANYA :
Dear Konselor AIMI, saya seorang ibu pekerja meninggalkan bayi 9 jam/hari. Selama ditinggal, saya sudah menyiapkan ASI perah. Bayi saya Fachry (3,5 bulan) dia jadi enggak mau minum ASIP. Maunya menyusu langsung ke bundanya. Segala media pemberian ASIP sudah dicoba (dot, gelas, sendok, dll) tapi belum berhasil, selalu menangis menjerit bahkan kadang sampai muntah.
Selama ini saya usahakan semaksimal mungkin menyusui langsung di malam hari dan sebelum berangkat kerja. Apakah berbahaya bagi bayi saya kalau dia tidak minum ASI siang hari sedangkan dia belum mendapat MPASI? Tindakan apa yang harus saya lakukan agar anak saya mau minum ASIP? Terima kasih.
(Ulvi, 25, Siadoarjo)
JAWAB :
Hai ibu Ulvi :)
Wah selamat ya, ibu Ulvi meskipun bekerja masih bisa memberikan ASI untuk buah hati tercinta...semoga si adik tumbuh menjadi anak yang sehat dan cerdas.
Tantangan menyusui bagi ibu bekerja memang sangat beragam, oleh karena itu seringkali dibutuhkan tekad dan komitment yang kuat agar berhasil memberikan, minimal ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Ibu Ulvi, memang dalam pemberian ASI perah (ASIP) kurang disarankan untuk menggunakan botol dan dot, karena salah satu resiko yang ditimbulkan adalah bayi menjadi bingung puting dan produksi ASI ibu bisa berkurang. Ibu Ulvi sungguh bijak karena mencoba untuk memberikan ASIP dengan media lain seperti sendok dan gelas. Apakah ibu pernah juga untuk mencoba menggunakan pipet atau spuit?
Memang ada beberapa bayi yang butuh waktu penyesuaian lebih lama untuk bisa minum ASIP, karena selama ini bayi-bayi tersebut sangat menikmati minum ASI langsung dari payudara ibunya. Hangatnya dekapan sang ibu serta tatapan mesra dan belaian lembut bunda membuat bayi sangat betah untuk menyusu secara langsung.
Kalau boleh saya beri saran, mungkin bisa coba berikan ASIP kepada adik Fachry dengan pipet atau spuit. Kemudian cari mood yang enak, mungkin setelah Fachry bangun tidur, diantara waktu bermain.
Hindari memberikan ASIP saat bayi sedang mengantuk atau sedang lapar. Coba berikan sedikit-sedikit tapi sering. Bisa juga coba sambil digendong, atau pindah ruangan (ganti suasana). Baiknya pengasuh bayi juga tenang dan tidak memaksa untuk meminumkan ASIP...apalagi sampai menuangkan ke dalam mulut bayi. Selain resiko bayi tersedak, ada juga resiko bayi akan trauma untuk minum ASIP.
Terus dicoba secara konsisten ya bu, lama kelamaan baik pengasuh maupun bayi akan terbiasa dengan ritme pemberian ASIP. Seandainya adik Fachry kurang optimal minum ASIP saat ditinggal kerja, maka bayi pintar akan mengambil kekurangannya saat bertemu lagi dengan bundanya dan menyusu secara langsung. Jangan lupa untuk secara rutin periksa tumbuh kembang adik Fachry ya bu, termasuk memantau kenaikan berat badannya.
Semoga sedikit saran dari saya bisa membantu, selamat menyusui dan selamat bekerja! :)
Salam ASI!
Mia
Mia Sutanto, SH, LL.M, Lactation Counselor
Chairwoman
Indonesian Breastfeeding Mothers' Association (AIMI)