Dalam risetnya, para ahli dari Belanda menganalisa kemampuan berlari pada 10 orang pria selama 20 menit. Para peneliti mengukur kemampuan mereka dalam dua kondisi, yaitu tidak tidur dan cukup tidur di malam sebelumnya.
Hasilnya dalam dua kondisi tersebut, para peserta mampu mencapai jarak tempuh yang sama, yaitu rata-rata 7,62 kilometer. Dan hasil pengukuran fisiologis seperti detak jantung juga tidak terlalu berbeda signifikan.
Menurut para peneliti, rasa menyepelekan kemampuan diri sendiri setelah kekurangan tidur menyebabkan ketidakpercayaan diri untuk melakukan aktivitas fisik yang berat seperti berlari. Namun hasilnya justru sebaliknya, kurang tidur tidak menyebabkan penurunan kemampuan melakukan aktivitas fisik tersebut.
Dengan kata lain, kurang tidur membuat orang tidak percaya diri untuk berlari. Namun sekali mencoba, kepercayaan diri akan timbul kembali dan Anda tetap mampu untuk melakukannya dengan normal.
Kabar ini mungkin baik bagi para atlet atau pelari yang gugup menghadapi pertandingan di hari esok sehingga sulit tidur di malamnya. Kuncinya adalah tetap percaya pada kemampuan diri.
Sebuah studi sebelumnya asal Research Institute for Sport and Exercise Sciences di Liverpool Moores University mengungkapkan, kemampuan pertahanan tubuh para pelari yang kurang tidur menunjukkan angka yang stabil. Kebutuhan oksigen dan performa otot dan saraf tidak dipengaruhi oleh kekurangan tidur.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.