Menggunakan data rekam medis modern dan arsip militer pada abad ke-15, para peneliti melakukan analisis data ribuan pria di kawasan Eropa berusia rata-rata 21 tahun.
Dari penelusuran itu terungkap, pria di wilayah Eropa Utara mencatat pertumbuhan tinggi badan terbesar selama rentang waktu Perang Dunia I dan Perang Dunia II. Sementara pria di wilayah Eropa Selatan mengalami kenaikan tinggi badan paling signifikan setelah masa Perang Dunia II.
Pakar ekonomi dari Australian National University di Canberra dan University of Essex di Inggris berpendapat, fenomena kenaikan ini adalah suatu hal yang luar biasa.
Bukti menunjukkan bahwa hal paling penting penyebab kenaikan (tinggi badan) ini adalah membaiknya lingkungan. Naiknya pendapatan dan tingkat pendidikan serta berkurangnya jumlah anggota keluarga tidak memberi efek yang besar.
Pada 1980, pria Belanda memiliki rata-rata tinggi badan paling tinggi di antara 15 negara lain. Sementara pria yang rata-rata kenaikan tinggi badan paling rendah adalah pria Portugal, yaitu hanya sekitar 1,73 cm.
Peneliti mengakui, sejauh ini, pihaknya baru dapat menganalisis tinggi badan pria karena data mengenai tinggi badan wanita masih sangat terbatas pada periode ini. Temuan lainnya mengenai kenaikan tinggi badan ini menunjukkan bahwa pertumbuhan tinggi badan pria Eropa jauh meninggalkan Afrika, Amerika Latin, dan Asia Selatan pada era yang ditandai dengan industrialisasi, urbanisasi, ditemukannya antiobiotika dan perluasan sistem kesehatan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.