Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/10/2013, 16:46 WIB
Wardah Fajri

Penulis


KOMPAS.com - Deteksi dini menjadi pesan berbagai kampanye peningkatan kesadaran bahaya kanker payudara. Pasalnya, banyak orang yang belum menyadari pentingnya deteksi dini untuk meningkatkan kualitas juga peluang hidup penderita atau mereka yang berisiko terkena kanker payudara. Penderita kanker payudara juga banyak yang terlambat berobat.

Dalam paparannya di acara Mom2Mom Talk yang diadakan Royal Philips di Jakarta,  Selasa (22/10/2013) dr Ronald A Hukom, MHSc, SpPD-KHOM dari RS Kanker Dharmais Jakarta mengatakan rasa takut, malu, tabu, merasa masih muda, sibuk atau lupa, dan minimnya pengetahuan merupakan sejumlah alasan wanita tidak melakukan deteksi dini. Sebanyak 50 persen pasien baru kanker datang ke rumah sakit saat sudah berada di stadium 4.

Menyadari pentingnya deteksi dini, Philips Healthcare Indonesia, menghadirkan inovasi sebagai bentuk dukungan meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai kanker payudara.

Kegiatan Mom2Mom Talk yang melibatkan lebih dari 100 ibu dan perempuan muda merupakan salah satu caranya. Melalui talkshow bersama pakar, harapannya semakin banyak wanita yang menyadari kanker payudara bisa menyerang siapa saja.

Bukan hanya talkshow, inovasi untuk meningkatkan kesadaran kanker payudara juga mengandalkan teknologi. Philips membantu wanita mencari informasi mengenai kanker payudara, sekaligus berkonsultasi kepada ahli bekerjasama dengan Yayasan Kanker Indonesia, melalui aplikasi ponsel.

Aplikasi ponsel Spot-It-Yourself bisa diunduh melalui Apple, BlackBerry, Android. Philips mengklaim, platform tentang kanker payudara ini merupakan satu-satunya di Indonesia. Melalui platform ini, berbagai informasi mengenai kanker payudara bisa didapatkan lebih mudah dan tanpa biaya, selain juga menyediakan forum untuk komunitas berbagi pengalaman dan informasi, serta ruang konsultasi dengan ahli dari YKI. Tak hanya itu, aplikasi ini juga memberikan referensi rumah sakit untuk memeriksakan diri lebih dini kanker payudara.

"Inovasi Philips untuk Indonesia lebih sehat di antaranya berperan dalam kegiatan edukasi untuk masyarakat juga kedokteran. Juga fokus pada kesehatan ibu dan anak. Ibu dan anak menjadi penting karena angka kematian ibu anak masih besar. Mengenai keterkaitannya dengan kanker payudara, tak lepas dari insidensi kanker payudara yang tinggi. Padahal kanker payudara sebenarnya bisa disembuhkan asal disadari. Kebutuhan akan diagnosa akurat juga tinggi. Karena makin cepat dideteksi, kondisinya bisa cepat diperbaiki dan peluang bertahan lebih besar," ungkap Teguh Purwanto, Imaging System Sales Director Philips Healthcare Indonesia saat pembukaan Mom2Mom Talk di fX Sudirman Jakarta.

Untuk mendukung peningkatan kesadaran kanker payudara, sepanjang Oktober, Philips secara global juga akan menyalakan lampu warna pink di 100 ikon kota. Untuk Indonesia, lampu warna pink yang menandai kampanye memerangi kanker payudara, akan menyala di tiga ikon kota. Monas di Jakarta, Jembatan Ampera di Palembang, dan Tugu Pahlawan di Surabaya. Lampu pink di tiga kota ini menyala secara paralel 22-27 Oktober 2013.

Menurut Teguh, rangkaian kegiatan dan inovasi untuk memerangi kanker payudara ini merupakan hasil dari kumpulan ide masyarakat yang tersaring oleh Philips setahun lalu.

Untuk melibatkan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan, Philips kembali menggelar kompetisi ide pada tahun ini. Pemenang kompetisi ide akan mendapatkan dukungan finansial sebesar Rp 750 juta untum implentasi ide. Selain juga tersedia hadiah voucher belanja Philips senilai Rp 25 juta.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com