KOMPAS.com - Rasa malu ternyata menjadi salah satu penghalang utama wanita enggan memeriksakan kesehatan payudaranya. Kondisi ini diakibatkan pandangan masyarakat terutama wanita yang mengganggap payudara sebagai sesuatu yang sangat pribadi. Akibatnya, sebagian wanita tak mau memeriksakan diri. Padahal, kesehatan payudara menjadi kunci utama mencegah serangan kanker pada organ kelamin sekunder wanita.
“Kesadaran wanita untuk memeriksakan payudaranya masih sangat rendah. Karena rasa malu dan takut, wanita lebih suka menutupi masalah pada payudaranya, baik dengan pakaian maupun konsumsi obat alternatif,” kata onkolog dari Rumah Sakit Dharmais, Jakarta, Dr. Martha Roida Manurung.
Sebanyak 80 persen wanita, lanjut Martha, tidak paham tentang pemeriksaan payudara dan menganggap general check-up sudah menjelaskan kondisi payudaranya. Padahal, payudara menuntut pemeriksaan yang lebih mendetail, baik dengan ultrasonografi (USG) maupun mammografi. Akibatnya wanita kerap tak menyadari benjolan pada payudara, yang bisa menjadi awal mula kanker.
Kondisi ini didukung karakter kanker payudara yang tidak menimbulkan sakit, atau gejala khusus. “Umumnya wanita tidak merasakan apapun sampai akhirnya payudara membengkak, yang menandakan kanker sudah memasuki tingkat lanjut. Kalau sudah begini penyembuhan sulit dilakukan,” kata Martha.
Untuk mencegah kanker terjadi, Martha menyarankan wanita sedini mungkin peduli pada kesehatan payudaranya. Hal ini harus dilakukan saat wanita mulai menstruasi. Risiko kanker semakin besar bersamaan dengan peningkatan umur, dikarenakan makin banyaknya toksin yang masuk ke dalam tubuh.
“Bila merasa malu wanita bisa melakukan pemeriksaan payudara sendiri yang disebut SADARI. Cukup beberapa detik wanita bisa terhindar dari risiko kanker payudara,” kata Martha. Jika ditemukan benjolan wanita bisa melanjutkannya dengan USG atau mammografi.
Martha menyarankan tes USG untuk wanita berumur lebih dari 35 tahun. Sedangkan wanita yang berumur kurang dari 35 dapat menggunakan mammografi. Hal ini didasarkan pada perbedaan kepadatan payudara antar usia.
“Dengan adanya metode SADARI, mammografi dan USG maka tidak ada lagi alasan menunda pemeriksaan. Tidak perlu malu dan lakukanlah dengan segera,” kata Martha.
Ubah pola pikir
Rendahnya kesadaran wanita memeriksakan kesehatan payudara juga diakui Ketua Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, Rima Melati. “Kebanyakan wanita merasa malu dan memilih pengobatan alternatif saat ditemukan ada masalah pada payudara. Pola pikir ini harus diubah,” ujarnya.
Rima menyarankan wanita tidak takut dan malu memeriksa payudara. Jika ditemukan ada masalah, wanita juga tidak perlu khawatir menghadapi terapi yang harus dijalankan. Selama wanita menjalankan pengobatan sesuai saran dokter, maka pasien tidak perlu khawatir.
Selain memeriksakan diri, Wanita juga disarankan menjaga pola makan, kerja, dan istirahat. “Seimbangkan asupan daging dan sayur. Hal ini penting untuk menjaga daya tahan tubuh sehingga bisa bertahan dari serangan kanker,” ujar Rima yang juga survivor kanker payudara.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.