Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2014, 11:22 WIB
Kontributor Health, Dhorothea

Penulis


KOMPAS.com -
Botox diturunkan dari substansi sangat beracun yang diberi nama botulinum toxin.  Botox ini mulai disuntikkan dalam dosis kecil ke otot di sekitar mata di tahun 1980-an untuk mengatasi mata yang berkedip terus menerus tak terkontrol.

Dokter mengamati ternyata suntik botox ini juga memiliki efek mengurangi keriput di seputar mata. Setelah itu mulai dilakukan uji klinis menggunakan suntik botox untuk tujuan kecantikan.

Tahun 2002 botox disetujui oleh FDA digunakan untuk tujuan kosmetik. “Ada dua jenis botox, tipe A dan tipe B. Namun yang banyak digunakan untuk tujuan kecantikan dan antipenuaan adalah tipe A,” kata Dr. Erawati Moegni, SpKK, seorang ahli kulit dari Jakarta.

Kini suntik botox adalah prosedur antipenuaan yang sangat diminati. Prosedur ini sering dipilih sebagai alternatif terhadap prosedur face lift dan operasi plastik lain.

Botox ini mau tidak mau harus disuntikkan ke otot yang mengatur ekspresi wajah. “Jadi buat yang takut jarum, mereka mau tak mau harus disuntik,” katanya. Penyuntik botox ini pun tidak boleh sembarangan, harus dokter yang ahli dan berpengalaman. Jika salah suntik, wajah malah jadi tidak simetris. Mulut jadi mencong, alis terlalu naik dan sebagainya.

Dr. Erawati berpendapat botox adalah prosedur yang relatif aman. “Sifatnya reversible alias bisa kembali ke posisi semula. Botox ini kemudian akan diserap dan dibuang lewat cairan tubuh dalam hitungan beberapa bulan,” tegasnya.

Kendati demikian, ada sejumlah hal yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan perawatan dengan suntik botox. Suntik botox bisa menyebabkan kulit wajah jadi agak memar.

“Itu karena suntikan mengenai pembuluh darah halus. Efek samping sementara suntik botox adalah memar-memar kemerahan. Tapi jangan khawatir, memar itu akan sembuh. Pembuluh darah halus itu akan menutup lagi,” katanya.

Menghindari hal-hal yang tidak diinginkan sesudah disuntik botox, dokter menganjurkan untuk berhenti minum obat atau vitamin yang mengencerkan darah. Misalnya aspirin dan vitamin E. Obat pengencer darah ini bisa menyebabkan pemulihan pembuluh darah yang memar bisa jadi lama.

Botox yang sudah disuntikkan ke wajah itu membutuhkan fiksasi untuk tetap berada di tempat yang diinginkan di wajah. Botox sedang mencari posisi untuk memberi hasil yang bagus untuk menghilangkan kerut. “Oleh karena itu mereka yang baru saja disuntik botox tidak boleh tidur telentang dahulu sampai tiga atau empat jam. Harus dalam posisi duduk selama itu,” katanya.

Satu lagi pantangan setelah suntik botox adalah memijat kulit muka selama tiga sampai empat jam sesudah suntik. Tindakan seperti pijat wajah ini akan menginterupsi fiksasi botox yang sedang mencari posisi itu. Lebih baik lagi jika tidak melakukan pijat wajah ini selama tiga hari.

“Sebab dalam tiga hari itu botox sedang mencari posisi yang memberi hasil untuk merilekkan otot yang menyebabkan kerut. Kalau mau pijat wajah, lebih aman jika dilakukan seminggu sesudahnya,” cetus Dr. Erawati.

Lebih baik lagi jika pasien kembali ke dokter tiga hari setelah suntik botox. “Tiga hari sesudah suntik itu dokter akan touch up sedikit, poles di sana sini supaya hasilnya lebih bagus. Wajah jadi benar-benar simetris. Tiga hari sesudah suntik itu mungkin ada bagian wajah yang kurang simetris meskipun dokter sudah berusaha menyuntik wajah kiri dan kanan seseimbang mungkin,” ungkapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau