Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 19/05/2015, 15:15 WIB

Guntur mengubah gaya hidupnya secara drastis setelah merasakan dampak buruk tekanan darah tinggi. Dia berhenti merokok, tidak lagi begadang, menghindari makanan berlemak, serta lebih banyak makan sayur dan buah. Ia juga mencoba olahraga rutin dan istirahat cukup.

Seperti posyandu

Penanggung jawab Program Penyakit Tidak Menular di Puskesmas Seyegan, Kabupaten Sleman, Daerah Istimewa Yogyakarta, Sunoto, mengatakan, sejak tahun 2014, dia turun ke desa-desa di Kecamatan Seyegan untuk membentuk pos pembinaan terpadu penyakit tidak menular (posbindu PTM).

Posbindu PTM merupakan program yang digagas Kementerian Kesehatan untuk mengendalikan sejumlah penyakit tak menular. Konsep program itu mirip dengan pos pelayanan terpadu (posyandu), tetapi jangkauannya lebih luas, yakni warga berusia 15 tahun ke atas.

Dengan mengikuti posbindu PTM, masyarakat diharapkan terbiasa hidup sehat sehingga terhindar dari penyakit tidak menular.

Sunoto menjelaskan, posbindu PTM dijalankan oleh warga yang telah dilatih sebagai kader, dibantu petugas kesehatan dari puskesmas. Setiap posbindu PTM di Seyegan rata-rata menggelar pertemuan sebulan sekali. Dalam setiap pertemuan, ada beberapa kegiatan yang bisa diikuti masyarakat, yakni konsultasi kebiasaan dan gaya hidup untuk mengetahui apakah ada faktor risiko yang bisa menyebabkan penyakit tak menular.

Ada juga pengukuran berat tubuh, tinggi badan, lingkar perut, dan tekanan darah. Masyarakat juga bisa mengikuti pemeriksaan gula darah, kolesterol, dan senam bersama.

Semua data posbindu PTM itu akan dimasukkan ke dalam aplikasi yang telah disiapkan agar bisa diakses secara daring oleh pemerintah pusat.

Direktur Pengendalian Penyakit Tidak Menular Kementerian Kesehatan Ekowati Rahajeng mengatakan, data surveilans dari posbindu PTM sangat berguna dalam melakukan intervensi pengendalian penyakit tidak menular. (B03/HRS/ADH)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com