Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gel Vagina Terbukti Cegah Infeksi Herpes Genital

Kompas.com - 10/08/2015, 17:00 WIB
KOMPAS.com - Dalam sebuah penelitian terbukti gel vagina yang mengandung obat untuk mengatasi virus AIDS ternyata mampu mencegah separuh dari kasus herpes genital.

Dalam penelitian yang dilakukan di Afrika Selatan ini, wanita yang menggunakan gel tenofovir angka kejadian infeksi virus herpes genital (virus simplex tipe 2/HSV-2) hanya 10,2 persen, sedangkan pada wanita yang menggunakan gel plasebo angkanya mencapai 21 persen.

Jika gel tersebut disetujui dan dibuat, dan wanita lebih peduli pada virus ini, maka gel tersebut bisa menjadi pencegahan terbaik penyakit herpes. Demikian menurut Dr.Salim Abdool Karim dari Center for the AIDS Program of Research di Afrika Selatan.

"Masalahnya sekarang obat itu belum tersedia, selain itu mengonsumsi tablet tenofovir berbeda hasilnya dengan gel. Efek perlindungan dari tablet jauh lebih rendah," kata Karim.

Virus HSV-2 menginfeksi sekitar satu dari lima orang dewasa yang aktif secara seksual atau sekitar 417 juta orang berusia 15-49 tahun di dunia. Virus ini adalah penyebab utama borok pada vagina. Di Afrika Selatan angka infeksinya antara 50-60 persen.

Kondom memang memberikan perlindungan terbaik, tapi ada kelemahannya karena virus bisa lolos dan ada bagian dari organ genital pria yang tidak tertutup kondom.

Tenofovir tablet selama ini sudah dipakai untuk mencegah dan mengobati HIV. Dalam penelitian sebelumnya diketahui gel ini bisa mengurangi angka kejadian HIV dan juga virus herpes genital.

Agar gel ini memberi perlindungan maksimal, gel harus dipakai secara rutin. Sejauh ini belum dijelaskan secara detil efek samping penggunaannya.

"Karena formulasinya gel, maka kadarnya lebih tinggi ditemukan pada organ genital dan hanya sedikit dalam darah sehingga sedikit saja yang diserap tubuh sehingga efek sampingnya sedikit," kata Abdool Karim.

Karim mengatakan efek samping yang mungkin ada adalah diare ringan. Meski ada kekhawatiran gel ini bisa berdampak buruk pada ginjal dan tulang, tetapi menurut Karim hal itu sangat kecil kemungkinannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau