Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/08/2015, 13:00 WIB
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT *

Penulis

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Journal of Youth and Adolescence tahun 2013 mencoba melihat efek kafein pada gangguan perilaku kekerasan dan perilaku mengacau (violent and conduct disorder) pada remaja. Conduct disorder atau perilaku mengacau dijabarkan sebagai kecenderungan untuk melanggar aturan, norma-norma sosial atau bahkan hukum.

Penelitian ini meneliti 3.747 anak usia 15-16 tahun di Islandia. Separuh jumlah peserta penelitian adalah perempuan.

Hasilnya, didapati hubungan yang kuat antara konsumsi kafein dan perilaku kekerasan. Juga ditemukan bahwa remaja perempuan yang mengkonsumsi minuman berkafein lebih beresiko terlibat dalam perilaku kekerasan dibandingkan yang tak minum kafein.

Remaja perempuan tampaknya lebih rentan terhadap pengaruh kafein dibanding remaja pria. Tak dipahami secara jelas kenapa perempuan lebih rentan dibanding pria. Diduga ini disebabkan oleh adanya respon metabolisme kafein yang berbeda antara pria dan wanita. Salah satunya adalah kandungan lemak tubuh yang lebih tinggi pada wanita.   

Konsumsi Kafein dan Tidur

Hubungan antara konsumsi kafein, dan perilaku kekerasan tak dapat dijelaskan secara pasti. Para ahli lain bahkan beragumen bahwa perilaku kekerasan remaja disebabkan oleh kurang tidur bukan oleh karena efek kafein secara langsung.  

Kurang tidur jelas sebabkan kantuk dan mood yang buruk, untuk mengatasinya banyak orang mengonsumsi minuman berkafein. Tanpa disadari efek kafein juga bisa mempengaruhi kesehatan tidur malam hari. Pada gilirannya, kurang tidur sebabkan kondisi mengantuk yang memicu lebih banyak konsumsi minuman berkafein.

Kuncinya bukan pada menghentikan konsumsi kafein, tetapi pada mengatur jadwal tidur, aktivitas dan waktu yang tepat untuk minum minuman berkafein.

Anak-anak, remaja dan dewasa muda Indonesia saat ini mengantuk. Ini dapat dilihat dari maraknya iklan produk yang bisa meningkatkan keterjagaan dan performa. Bukannya tak boleh minum minuman berkafein, tetapi aturlah konsumsinya:

1. Ketahui minuman apa saja yang mengandung kafein dan kadarnya.
2. Sadari efek kafein yang baru bekerja setelah 30 menit diminum dan bisa berlangsung lebih dari 10 jam.
3. Sesuaikan waktu konsumsi kafein hingga efektif atasi kantuk, tetapi juga tidak mengganggu kesehatan tidur. Idealnya beri jarak 12 jam antara jadwal tidur dan minum minuman berkafein.
4. Atur jadwal tidur yang cukup dan teratur hingga kebugaran di pagi-siang hari terjaga.


Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com