Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Aji Chen Bromokusumo
Budayawan

Anggota DPRD Kota Tangerang Selatan Fraksi PSI dan Anggota Komisi IV DPRD Kota Tangerang Selatan

Minyak Goreng dan Hubungan Khususnya dengan Mi Instan

Kompas.com - 15/03/2016, 20:00 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini
EditorWisnubrata

Minyak goreng curah ini sangat merusak kesehatan. Handling dari pabrik sampai ke pasar-pasar yang menjual eceran minyak jenis ini, sungguh tidak jelas. Selain kotor, kemasannya tidak jelas kualitasnya.

Penjual biasanya menjual minyak goreng curah ini dengan plastik. Terpapar sinar matahari langsung di pasar terbuka, sudah cukup menyebabkan perubahan struktur dari plastik dan minyak goreng itu sendiri.

Itu belum semua! Minyak goreng curah bekas goreng menggoreng, ternyata ada yang berasal dari proses daur ulang yang mengerikan. Minyak bekas tadi akan dikumpulkan, dan di-treatment dengan cara-cara ngawur untuk kemudian dikemas dan dijual lagi.

Minyak bekas itu ditambahkan bahan-bahan kimia tertentu yang bisa mengikat dan menyerap bau, menyerap warna buram karena sudah digunakan menggoreng, kemudian dipanaskan dan disaring kembali.

Secara kasat mata, minyak goreng daur ulang ini kelihatan bening dan seperti baru, tidak berbau bekas gorengan makanan, tidak tengik. Namun di balik itu semua terdapat kandungan racun yang mematikan dalam jangka panjang.

Ada juga pengumpul khusus minyak-minyak bekas gorengan resto cepat saji yang dominan menjual ayam goreng. Walaupun perusahaan secara ketat menerapkan  pengawasan untuk mutu makanan mereka, tapi apa daya, jika minyak bekas gorengan mereka “dikaryakan” oleh oknum-oknum tak bertanggungjawab.

Minyak bekas itu ada pengumpulnya, kemudian akan dijual atau di’treatment langsung oleh mereka sendiri sebelum dijual lagi.

Menurut para pengumpul minyak bekas itu, rasa gorengan yang digoreng dengannya sungguh sedap dan lebih nikmat. Tidak menampik ‘tipuan’ rasa lidah yang mengecap demikian, karena jelas saja, lemak ayam yang terlarut dan bumbu rempah dari tepung ayam juga memberikan rasa sendiri.

 Akan tetapi, larutnya lemak ayam dalam minyak goreng bekas tersebut juga membawa seluruh kejelekan lemak dari ayam potong, yang mengandung banyak hormon penggemuk dan antibiotik dalam ayam itu.

Ada lagi kelompok yang tak berhati nurani, yang menggunakan oli bekas sebagai bahan campuran minyak goreng daur ulang untuk menangguk keuntungan yang lebih banyak lagi. Oli bekas di’treatment secara khusus, sehingga bau sangit terbakar mesin kendaraan hilang, warna yang dimiripkan dengan minyak goreng, dicampurkan dengan minyak goreng, dan dijual lagi.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com