Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 23/11/2016, 08:00 WIB
Dr. Andreas Prasadja, RPSGT

Penulis

Kebugaran dan vitalitas sangat penting di era modern serba cepat ini. Terkadang tidur sudah cukup lama tapi bangun pagi masih kurang segar? Siang hari juga masih terus mengantuk?
Belum lagi kemampuan konsentrasi yang tak maksimal dan emosi yang mudah terpancing.

Tidur memiliki porsinya sendiri. Jika sudah cukup, seseorang tak akan mengantuk lagi. Selama masih ada kantuk, berarti masih kurang, durasi atau kualitas.

Kecukupan tidur manusia dewasa adalah 7-9 jam setiap hari nya. Catat kebiasaan tidur Anda, lalu lihat setelah dua minggu. Apa benar sudah cukup tidur setiap harinya? Anda bisa juga bandingkan dengan catatan dari gelang kebugaran.

Jika sudah cukup tidur tapi masih mengantuk ini disebut sebagai *hipersomnia*. Kondisi hipersomnia bisa disebabkan oleh berbagai penyakit tidur.

1. Narkolepsi, yang ditandai dengan kantuk hebat di siang hari.  Bisa disertai dengan serangan tidur atau fenomena "ketindihan". Gangguan terjadi pada pusat pengatur mimpi, sehingga gelombang otak terjaga dan tidur mimpi tumpang tindih.

2. Periodic limb movements in sleep, di mana kaki saat tidur bergerak-gerak sendiri secara periodik. Setiap tergerak, otak akan terbangun hingga mengganggu kualitas tidur. Tapi jangan salah, penderita tak menyadari jika sepanjang malam ia terbangun-bangun. Ia hanya bangun dengan perasaan lelah dan tak segar sepanjang hari.

3. Sleep apnea alias henti nafas saat tidur, ditandai dengan dengkuran. Mendengkur bukanlah tanda tidur yang nyenyak. Pendengkur berulang kali tercekik selama tidur hingga tanpa sadar otaknya terbangun-bangun. Akibatnya penderita sleep apnea bangun kurang segar dan terus merasa mengantuk, hipersomnia.

Tak heran jika di beberapa negara, pendengkur dilarang berkendara. Selain itu sleep apnea telah dinyatakan menjadi penyebab utama hipertensi, penyakit jantung, diabetes, stroke, impotensi dan kematian.

Tak ada satu zat pun yang dapat menggantikan efek restoratif tidur. Kemampuan otak dan performa manusia hanya dibangun saat tidur. Untuk itu mulailah perhatikan kesehatan tidur Anda dan keluarga.

dr. Andreas Prasadja, RPSGT
Sleep Disorder Clinic, RS. Mitra Keluarga Kemayoran
www.andreasprasadja.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau