KOMPAS.com - Jangan asal menuding seseorang sebagai pemalas ketika didapati sering mengangtuk di siang hari.
Pasalnya, bisa jadi orang tersebut menderita hipersomnia yang menjadi pertanda adanya gangguan medis.
Orang yang mengalami hipersomnia biasanya akan mengalami gangguan aktivitas hingga penurunan fungsi kognitif secara signifikan akibat rasa kantuknya.
Melansir Health Line, ada dua jenis hipersomnia yang didasarkan pada faktor penyebab, yakni primer dan sekunder.
Baca juga: Manfaat Ajaib Tidur Nyenyak (1): Cegah Jerawat hingga Penyakit Jantung
Hipersomnia primer disebabkan oleh gangguan fungsi sistem saraf pusat dalam mengatur waktu untuk terjaga dan terlelap. Kondisi itu membuat si penderita bisa merasakan kantuk secara tiba-tiba atau tanpa sebab.
Mereka bisa saja mengantuk di siang hari meskipun waktu tidur pada malam sudah terpenuhi.
Sedangkan hipersomnia sekunder cenderung disebabkan oleh rasa lelah akibat kekurangan waktu tidur tidur pada malam hari.
Namun, kondisi ini bisa juga disebabkan oleh adanya riwayat penyakit kronis dan dampak dari konsumsi alkohol atau obat-obatan tertentu.
Gejala utama hipersomnia adalah kelelahan yang konstan. Penderita hipersomnia dapat tidur siang sepanjang hari tanpa mengurangi rasa kantuk.
Mereka juga kesulitan bangun padahal sudah tidur cukup lama.
Baca juga: Manfaat Ajaib Tidur Nyenyak (2): Kontrol Emosi hingga Imunitas Meningkat
Berikut ini gejala lain seseorang kemungkinan mengidap hipersomnia sekunder:
Melansir Hello Sehat, ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk mengatasi hipersomnia. Beberapa di antaranya, yakni:
Sebagian besar kondisi hipersomnia dapat teratasi dengan perubahan gaya hidup. Namun jika tidak berhasil, maka seseorang dianjurkan untuk konsumsi obat tertentu.
Baca juga: 3 Ide Desain Kamar Tidur Remaja
Beberapa obat-obatan yang mungkin diresepkan dokter untuk penderita hipersomnia, yakni: