"Dengan mengubah persepsi otak, kita mendapatkan pengalaman yang lain," jelas dia.
Baca juga: Siasati Warna-Warni Kehidupan dengan Bersyukur
Dengan pemahaman tersebut, Sethi menggunakan praktik bersyukur untuk menangani pasiennya.
Dia biasanya melatih pasiennya menyadari rasa syukur dengan menemukan sesuatu yang berbeda untuk disyukuri setiap hari selama sebulan.
Dari praktik sederhana tersebut, dia lantas menyarankan mereka untuk mengucap terima kasih kepada rasa sakitnya.
"Saya punya pasien dengan sakit parah. Saat bilang terima kasih pada nyerinya, dia juga mengendurkan otot perut perutnya. Hasilnya lebih baik daripada ibuprofen," katanya.
Melansir Hello Sehat, ibuprofen merupakan obat untuk meredakan rasa nyeri dan sakit pada tubuh.
Gejala sembelit penting dikenali untuk mendukung upaya diagnosis dini dan pengobatan sesegera mungkin gangguan pencernaan ini.
Obat ini biasanya digunakan untuk mengatasi demam, radang, sakit kepala, sakit gigi, sakit punggung, nyeri ringan, sampai influenza.
Sethi menyebut selama ini orang yang mencoba melawan rasa sakit justru membuat nyeri semakin buruk.
Dia menyayangkan belakangan jamak ditemukan orang menghindari rasa sakit dengan cara mengalihkan perhatiannya dengan pekerjaan, televisi, atau internet.
Sethi mengatakan praktik bersyukur dengan mengucap terima kasih atas situasi sulit ternyata tidak semudah membalikan telapak tangan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanSegera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.