Secara sederhana, Anda berpuasa setelah makan malam dan melewatkan sarapan.
Setelah itu, Anda makan pagi menjelang siang satu kali. Dan baru boleh makan lagi selang delapan sampai sepuluh jam kemudian.
Riset yang menunjukkan efektivitas metode ini untuk melangsingkan badan sangat terbatas.
Studi yang diterbitkan di jurnal Nutrition and Healthy Aging, mengamati 23 pria dan wanita yang obesitas dan menjalani teknik diet 16:8 selama 12 minggu.
Hasilnya, mereka bisa menurunkan 350 kalori per hari. Selain itu, tekanan darahnya terpantau lebih rendah.
Riset lain yang diterbitkan di jurnal Obesity menyebut, pengaturan jam makan seperti metode 16:8 terbukti efektif mencegah gampang lapar pada orang obesitas.
Baca juga: 8 Jenis Buah yang Baik Dikonsumsi untuk Program Diet
Diet ini mengarahkan orang untuk makan dengan kebiasaan normal selama lima hari dalam seminggu.
Sedangkan dua hari lainnya, asupan kalori dalam sehari dibatasi hanya 500 kalori untuk wanita dan 600 kalori untuk pria.
Studi yang diterbitkan jurnal Obesity pada 2017 lalu menyebut, metode 5:2 dapat memangkas berat badan dan lemak.
Namun, penelitian tersebut baru sebatas uji laboratorium. Perlu riset lebih lanjut untuk menguji efektivitasnya.
Baca juga: Jangan Sembarangan, Diet Karbo ala Menlu Retno Bisa Beri Efek Negatif
Metode ini memberikan Anda keleluasaan untuk menentukan jadwal puasa.
Intinya, saat puasa Anda hanya boleh mengonsumsi maksimal 500 kalori dalam sehari.
Ada beberapa riset yang menyebut diet ini bermanfaat untuk kesehatan.
Namun belum ada yang spesifik membahas diet ini efektif untuk mengurangi berat badan.
Metode ini mengarahkan Anda untuk puasa selama 24 jam sekali atau dua kali sepekan.