KOMPAS.com - Gejala awal kanker usus besar seringkali tak disadari oleh penderitanya. Akibatnya, penyakit ini baru terdeteksi setelah memasuki stadium akhir.
Padahal, kanker usus besar yang terdeteksi dini bisa disembuhkan.
Kaker usus besar biasanya dialami oleh orang lanjut usia. Namun, bukan berarti mereka yang berusia lebih mudah terhindar dari risiko penyakit ini.
Oleh karena itu, ahli kesehatan merekomendasikan untuk menghadiri pemeriksaan berkala untuk kanker usus sejak usia 50 tahun.
Baca juga: Mengenal CAFs, Penyebab Awal Kanker Usus Besar Menyebar
Sebenarnya, apa itu kanker usus besar?
Kanker usus besar berawal dari munculnya gumpalan kecil yang disebut polip di dalam usus besar. Seiring warktu, polip tersebut berkembang menjadi sel kanker.
Melansir Medical News, berikut gejala-gejala yang kerap terjadi pada penderita kanker usus:
Para ahli belum menyakini apa penyebab pasti kanker usus. Secara umum, kanker usus terjadi ketika sel-sel sehat dalam usus besar mengalami perubahan atau mutasi dalam DNA.
Sel-sel sehat tumbuh dan membelah secara teratur untuk menjaga tubuh berfungsi secara normal.
Tetapi ketika DNA sel rusak dan menjadi kanker, sel-sel terus membelah - bahkan ketika sel-sel baru tidak diperlukan. Ketika sel menumpuk, maka terbentuklah tumor.
Seiring waktu, tumor tersebut berubah menjadi kanker yang menghancurkan jaringan normal di sekitarnya.
Sel kankerjuga bisa menyebar ke bagian tubuh lain dan membentuk endapan atau metastasis.
Karena kanker usus besar kerap terjadi di usia tua, dokter merekomendasikan agar mereka yang berusia 50 tahun kle atas sering melakukan pemeriksaan usus besar.
Mereka yang memiliki faktor genetik dengan riwayat kanker usus besar juga harus segera melakukan pemeriksaan lebih cepat.
Pola makan menjadi salah satu faktor risiko penyebab kanker usus besar. Itulah sebabnya, kita harus menjaga pola makan sebaik mungkin.
Baca juga: 5 Gejala Kanker Usus Besar yang Sering Diabaikan
Melansir Hello Sehat, berikut pola makan untuk mencegah kanker usus besar:
1. Kurangi kebiasaan makan daging merah
Penelitian menunjukkan bahwa konsumsi daging merah sebanyak 3 ons per hari untuk pria dan 2 ons per hari untuk wanita dapat meningkatkan risiko kanker usus besar sebesar 30-40 persen.
2. Perhatikan cara masak daging
Memasak (seperti menggoreng, memanggang, atau membakar) daging pada suhu tinggi –bahkan sampai daging hangus- dapat menyebabkan interaksi antara kreatinin otot dengan asam amino.
Akibatnya, sejumlah senyawa karsinogenik (senyawa penyebab kanker) terbentuk.
3. Pilih daging rendah lemak
Lemak dari daging merah atau daging olahan juga dapat mengembangkan kanker usus besar.
Asupan lemak yang tinggi dapat menyebabkan asam empedu dalam jumlah besar dilepaskan ke dalam saluran pencernaan untuk membantu memecah lemak.
Asam empedu kemudian diubah menjadi asam empedu sekunder saat masuk ke usus besar. Hal ini dapat meningkatkan pertumbuhan tumor di usus besar.
4. Perbanyak konsumsi sayuran dan buah-buahan
Sayuran dan buah-buahan mengandung serat tinggi yang dapat menurunkan risiko kanker usus besar dengan mengurangi lamanya waktu makanan ada di usus besar, melarutkan bahan yang ada di usus besar, dan merangsang fermentasi bakteri anaerobik untuk meningkatkan produksi asam lemak rantai pendek.
Selain itu, antioksidan pada sayur dan buah juga mampu melindungi sel dari radikal bebas yang mencegah munculnya kanker.
Kandungan nutrisi dalam sayuran dan buah, seperti asam folat dan vitamin B juga terbukti dapat melindungi kita dari kanker.
Sayuran dan buah-buahan juga mengandung senyawa antikanker, seperti polifenol, karotenoid, terpen, thioethers, dan glucosinolates.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.