KOMPAS.com - Gairah seks yang sangat kuat ternyata bisa menjadi tanda bahwa kita mengalami hiperseksualitas.
Kondisi ini membuat penderitanya memiliki fantasi seksual yang berlebihan serta dorongan atau perilaku seks yang sulit dikendalikan.
Pada akhirnya, hal ini akan membuat penderita tertekan dan berdampak buruk pada kesehatan, pekerjaan dan hubungan kita.
Baca juga: Hiperseks, Gangguan Jiwa atau Bukan?
Melansir Mayo Clinic, berikut gejala yang kerap dialami penderita hiperseksual:
Menurut laman Psychology Today, belum ada kepastian mengenai penyebab perilaku hiperseksual.
Namun di kalangan remaja, hal ni bisa diakibatkan oleh pengalaman traumatis, stres dan gangguan kesehatan mental.
Pria dan wanita sama-sama memiliki peluang untuk mengalami hiperseksual.
Gangguan hiperseksual ini juga dapat menyerang siapa saja tanpa memandang orientasi seksual (apakah heteroseksual, homoseksual, atau biseksual).
Melansir laman SehatQ, ada beberapa kondisi yang bisa membuat seseorang mengalami hiperseks. Berikut kondisi tersebut:
1. Ketidakseimbangan kimiawi dalam otak
Beberapa zat kimiawi otak atau neurotransmitter, seperti serotonin, dopamine dan norepinefrin, berfungsi mengatur suasana hati.
Kadar zat kimiawi otak yang terlalu tinggi mungkin berkaitan dengan perilaku seksual kompulsif alias hiperseks.
2. Perubahan pada jalur-jalur di otak
Hiperseks adalah suatu bentuk kecanduan yang lama-kelamaan bisa mengubah sirkuit saraf di otak, terutama pada area otak yang mengatur penguatan dan kenikmatan.
Seiring waktu, akan dibutuhkan stimulasi dan konten seksual yang lebih intens untuk mencapai kepuasan.