Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Dampak Negatif Terlalu Banyak Paparan Berita Buruk Bagi Kesehatan

Kompas.com - 27/01/2020, 15:03 WIB
Mahardini Nur Afifah

Penulis

PTSD adalah gejala mental yang ditandai serangan panik karena pengalaman traumatis.

Studi pada 2011 lalu mengamati perilaku orang yang menonton rekaman video serangan teror di WTC, AS, pada 9 September 2001.

Hasilnya, beberapa responden mengalami serangan panik bervariasi, tergantung durasi menonton dan keterkaitan dengan peristiwa tersebut.

Ada yang mengalami problem kepercayaan diri. Sampai mengkhawatirkan serangan teroris lain di masa depan.

Namun, dampak PTSD atau serangan panik setelah melihat konten negatif tidak dialami semua orang.

Dampak tersebut hanya dialami orang yang mengalami langsung suatu peristiwa traumatis.

Baca juga: Sering Stres dan Gampang Emosi, Waspadai Sindrom Patah Hati

Memicu stres akut

Psikoterapis Susanne Babbel mengatakan paparan intens berita buruk atau informasi negatif dapat membuat otak kita sulit rileks.

Ia menjelaskan saat menghadapi trauma, otak kita dirancang untuk mengatasi stres dengan tahap melawan, bangkit, lalu kembali tenang.

"Saat mengalami, melihat, atau mendengar sesuatu yang traumatis, otomatis otak kita masuk ke mode stres," jelas Babbel, seperti dilansir CNN.

Menurutnya, respons orang saat memasuki tahap stres bisa biasa saja atau takut berlebihan karena merasa ada ancaman.

Secara alami, saat stres orang mengeluarkan hormon stres seperti kortisol dan adrenalin.

Baca juga: Memelihara Kucing atau Anjing Bantu Meredakan Stres, Anda Tertarik?

Setelah ada paparan stres tersebut, bagian otak yang bertugas mengendalikan stres idealnya bisa kembali beristirahat.

Namun, paparan berulang informasi atau berita negatif membuat siklus pengendalian stres berjalan tanpa jeda.

"Seiring waktu ketika ada tekanan atau peristiwa negatif berulang-ulang, kelenjar adrenalin jadi bekerja keras," katanya.

Akibatnya, Anda bisa mengalami stres akut.

Mengganggu kesehatan fisik

Bagi orang yang kondisi fisik dan mentalnya sehat, stres umumnya tidak menimbulkan beban kesehatan.

Namun, bagi para lansia atau orang yang secara fisik atau mentalnya rentan, stres bisa merusak kesehatan fisik.

Dampak stres akut bagi kalangan rentan dapat menyebabkan sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, gelisah, sampai mengalami gangguan tidur.

Masalah kesehatan tersebut apabila tidak ditangani juga bisa menjadi biang penyakit berbahaya lain seperti jantung, dll.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com