Makan daging kambing bisa jadi berbahaya bagi kesehatan karena pengaruh cara memasaknya.
Di Indonesia, banyak orang memasak daging kambing dengan cara digoreng lebih dulu sebelum diolah lebih lanjut.
Selain itu, daging kambing kerap juga disajikan dengan cara dipanggang dan dibakar untuk dijadikan sate atau kambing guling.
Seperti diketahui, memasak dengan cara digoreng, dibakar atau dipanggang dapat meningkatkan kalori makanan daripada versi mentahnya.
Baca juga: Hipertensi: Gejala, Faktor Risiko, Bahaya, dan Cara Mengobati
Terlebih lagi, mengolah daging dengan cara-cara tersebut jelas membutuhkan banyak minyak goreng, mentega, atau margarin yang akan berubah menjadi lemak yang kemudian diserap oleh daging.
Selain itu, suhu panas ketika menggoreng atau memanggang dapat membuat kandungan air di dalam daging menguap hilang dan digantikan oleh lemak dari mintak.
Lemak yang terserap di daging inilah yang akhirnya menyebabkan makanan yang tadinya mengandung rendah kalori menjadi tinggi kalori.
Peningkatan kalori pada daging kambing setelah dimasak bahkan bisa mencapai 64 persen dari kalori sebelumnya.
Sementara, asupan tinggi kalori dalam tubuh akan diubah menjadi lemak. Lemak itulah yang lama kelamaan bisa menumpuk di pembuluh darah sehingga menyebabkan pembuluh darah menyempit dan meningkatkan tekanan darah.
Di samping itu, penggunaan beragam bumbu penyedap selama memasak daging kambing juga secara tidak langsung dapat menjadi faktor pemicu datangnya masalah tekanan darang tinggi.
Bumbu atau bahan penyedap seperti kecap, garam, dan micin diketahui cenderung mengandung soium tinggi dan pengawet yang dapat menyebabkan tekanan darah tinggi jika dikonsumsi berlebihan.
Baca juga: Bagaimana Hipertensi Bisa Sebabkan Kematian?
Daging kambing juga sering diolah menjadi makanan bersantai, seperti gulai kambing, kari kambing, maupun rendang kambing.
Santan memang secara alami tidak mengandung kolesterol, namun perlu juga diwaspadai karena kandungan lemak jenuhnya yang tergolong cukup tinggi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.